Kaum LGBT Lebih Rentan Terkena 6 Masalah Kesehatan Ini

Minggu, 14 Januari 2018 – 04:08 WIB
LGBT. Ilustrasi Foto: JPG/dok.JPNN.com

jpnn.com - Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT) masih menjadi isu yang kontroversial di Indonesia. Dari kacamata kedokteran, LGBT bukanlah suatu penyakit atau kelainan. Namun, tak bisa dimungkiri bahwa kaum ini lebih berisiko terhadap beberapa penyakit.

Ada sejumlah penelitian yang menyatakan bahwa kaum LGBT lebih berisiko terkena masalah kesehatan selain penyakit menular seksual.

BACA JUGA: Militer Amerika Serikat Buka Pintu Bagi Transgender

Hal ini bisa terjadi karena beberapa faktor, mulai dari gaya hidup maupun stres. Salah satu pencetus stres ini adalah akibat diskriminasi dari lingkungan.

Berikut beberapa masalah kesehatan yang risikonya lebih tinggi pada kaum LGBT:

BACA JUGA: Penerbit Buku Anak Unsur LGBT Minta Maaf

1. Depresi dan bunuh diri

Menurut data yang dipublikasikan oleh Western Journal of Medicine, masalah kesehatan utama yang menyerang kaum LGBT adalah gangguan psikis seperti depresi dan bunuh diri.

BACA JUGA: HNW: Negarawan Mesti Paham Celah Perusak Sendi Negara

Sebanyak 40 persen orang LGBT berpikir serius untuk melakukan percobaan bunuh diri. Pria homoseksual enam kali lebih mungkin untuk mencoba bunuh diri dibandingkan pria heterokseksual. Pada wanita lesbian, mereka dua kali lebih mungkin untuk mencoba bunuh diri daripada wanita heteroseksual.

Sedangkan untuk kasus depresi, sebanyak 40 persen pria biseksual cenderung memiliki gangguan depresi dibandingkan dengan pria homoseksual dan heteroseksual.

2. Penyalahgunaan obat terlarang, rokok, dan alkohol

Penyalahgunaan obat terlarang, rokok, dan alkohol juga meningkat pada kaum LGBT. Untuk kasus kecanduan rokok saja, pria homoseksual yang merokok berat (minimal 1 bungkus rokok dalam sehari) didapatkan sebanyak 19 persen dibandingan pria heteroseksual sebanyak 13 persen.

Sementara untuk pemakaian obat terlarang, pada kaum LGBT jumlahnya sembilan kali lebih banyak menggunakan obat suntik, kokain, dan mariyuana dibandingkan kaum heteroseksual.

Jika dilakukan terus-menerus tentunya akan mengacaukan fungsi tubuh, seperti hipertensi, gangguan jantung, serta gangguan mental.

3. Kanker

Wanita lesbian dan biseksual berisiko lebih tinggi untuk terkena kanker. Pertama, kebanyakan dari mereka tidak mempunyai anak dan studi menyebutkan bahwa risiko kanker lebih tinggi pada wanita yang tidak memiliki anak.

Selain itu, tingginya angka perokok, dua kali lebih banyak pada wanita lesbian dan biseksual dibandingkan wanita heterokseksual, merupakan faktor risiko terjadinya kanker payudara dan kanker endometriosis.

4. Gangguan pola makan

Suatu penelitian menyebutkan bahwa gangguan pola makan lebih tinggi persentasenya pada pria homoseksual dibandingkan dengan pria heterokseksual.

Pada pria homoseksual didapatkan angka sebanyak 17%, 4,2% pada wanita lesbian, 1,4% pada wanita heteroseksual, dan 3,4 % pada pria heteroseksual.

5. Kanker anus

Salah satu faktor risiko terjadinya kanker anus adalah riwayat seks anal yang berulang kali. Kanker anus merupakan jenis kanker yang jarang terjadi, tetapi jika makin banyak orang yang melakukan seks anal maka kasusnya pun akan makin meningkat.

Risiko kanker anus tertinggi ada pada pria homoseksual yang positif terkena virus HIV.

6. Penyakit akibat gangguan hormon

Penyakit akibat gangguan hormon sering dialami oleh kaum transgender. Apabila seorang pria ingin mengubah identitas menjadi wanita, ia akan mendapatkan terapi hormon estrogen yang rutin. Hal ini dapat meningkatkan risiko gangguan liver, tumor kelenjar endokrin, dan kanker prostat.

Sedangkan jika seorang wanita ingin mengubah identitas menjadi pria, ia akan mendapatkan terapi hormon androgen. Ini dapat menaikkan risiko terjadinya pemyakit jantung dan kanker endometrium.

Ada beberapa faktor yang dapat membuat kaum LGBT lebih banyak mengalami masalah kesehatan. Salah satunya stres dan gaya hidup yang kurang teratur.

Jika Anda seorang LGBT dan memiliki gangguan kesehatan yang telah disebutkan, segeralah melakukan perubahan gaya hidup atau konseling kepada ahlinya. Anda berhak untuk hidup sehat dan bahagia tanpa tekanan, seperti orang lainnya.(RS/ RVS/klikdokter)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Maaf, Tidak Ada Tempat Buat LGBT di Sumatera Barat


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
LGBT  

Terpopuler