AMBON - Kalangan muda dari lintas agama mulai merespon dampak konflik terhadap penurunan kualitas sumber daya manusia MalukuBelajar dari pengalaman konflik 1999 lalu, mereka menilai konflik hanya sebuah kesia-siaan yang membunuh generasi muda di Ambon dan harus diakhiri.
Kesimpulan ini muncul saat penyampaian keterangan pers, Forum Damai Siwalima (FDS), Rabu (14/9), di Ambon
BACA JUGA: Ditinggal Mudik, Ruko dibobol
Ketua FDS, PdtBACA JUGA: Berkabut, Jadwal Penerbangan di Jambi Kacau
Buktinya konflik kembali terjadiPemda, kata dia, jangan selalu membangun daerah dalam bentuk pembangunan fisik, tapi sudah seharusnya membuat serta meningkatkan kearifan lokal masyarakat
BACA JUGA: John Pieris: Tragedi Ambon Diremot dari Jakarta
Kearifan lokal merupakan simbol kedaerahan’’Sudah saatnya pemda memperhatikan kearifan lokalPembangunan fisik dan kearifan lokal harus sejalan,’’ terangnyaDisamping itu, kata dia, insiden yang terjadi saat ini merupakan bagian dari lemahnya institusi kepolisian’’Aparat keamanan khususnya kepolisian harus bertanggungjawab terhadap persoalan yang terjadikonflik ini terjadi akibat lambatnya intelejen merespon situasi kota ini,’’ tegas dia.
Mantan Sekretaris PB AMGPM ini mengatakan kinerja aparat keamanan harus dievaluasi’’Saya kira kapolres, Kasat Reskrim, Kanit Buser dan petugas intelejen lainnya harus dievaluasiIntelejen di daerah ini banyak tapi kinerjanya tidak efektif alias lamban dalam melakukan tugas,’’ papar Timisela.
Dia juga meminta pemda tidak lagi melakukan penambahan personil keamanan dari luar, karena justeru, menciptakan pencitraan negatif terhadap Maluku bahwa Maluku belum kondusif. ’’Pengiriman pasukan tentu membuat preseden buruk bagi MalukuSaya kira pemda harus berkoordinasi dengan pihak kepolisian daerah untuk mengefektifkan seluruh komponen kemanan yang ada di daerah,’’ pintanya.
Sementara itu Sekretaris FDS, Manaf Tubaka menambahkan, pemda harus berupaya bekerjasama dengan para RT dan RW yang ada di desa/kelurahan untuk melakukan sosilisasi perdamaian
Pemda jangan fokus bahas perdamaian di tingkat atas, tapi harus turun ke lapangan untuk bersama RT/RW mensosialisasikan itu’’Pemda harus bersosialisasi dengan RT/RW, pendeta jemaat dan ustad mengenai seruan damai,’’ kata dia.
Tubaka meminta agar pemda mengembalikan jalur tansportasi ke tempat semula’’Saya kira harus hidupkan jalur transportasiHarus ada jaminan dari pemdaInflasi harga sembako juga harus diperhatikan dan diminimalisir, karena hal ini menyangkut dengan kebutuhan masyarakat,’’ cetusnya.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut, fungsionaris FDS dari semua unsur baik akademisi, politisi, birokrat, pelayan umat dan praktisi hukumMereka diantaranya, Djalaludin Salampessy, Dani Nirahua, Marsel Palijama, Abraham Tulalessy, Marthen Parinussa dan Yasmin Kamsurya(MG2)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Besok, Pimpinan MRP Dilantik
Redaktur : Tim Redaksi