"Peristiwanya kayak 10 tahun laluAda peristiwa tindak anarkis yang dipicu oleh tewasnya seorang tukang ojek karena kecelakaan tunggal motor, lalu aparat kepolisian terlambat datang hingga jatuh korban nyawa," kata John Pieris, di gedung DPD, komplek Parlemen, Senayan Jakarta, Rabu (14/9).
Terlambatnya aparat kepolisian datang ke lokasi, lanjut dia, menyulut huru-hara semakin membesar hingga diharuskan mendatangkan aparat kepolisian dari Makassar
BACA JUGA: Besok, Pimpinan MRP Dilantik
"Ini proyek lagi, apa ini sengaja diremot dari sini (Jakarta,red)BACA JUGA: Cuaca Buruk, Evakuasi Susi Air Gagal Lagi
Ini situasinya sangat mengerikan," tambahnya.Selain itu, senjata tempur Panser dengan pasukan baju loreng berdiri di baris terdepan
BACA JUGA: Titah Pimpinan Latupati: Jaga Keamanan!
Ini setingan dari mana," tanya John.Dijelaskan John yang baru saja kembali dari Ambon, sepuluh hari sebelum kejadian berlangsung, senjata organik aparat kepolisian yang beragama tertentu ditarik oleh kesatuan masing-masing.
"Sepuluh hari sebelum kejadian, polisi yang non-Muslim senjatanya dilucuti hingga tidak bisa melindungi masyarakat non-MuslimIni negara macam apa, ada pemerintah tapi sedikit memerintah," kata John Pieris.
lebih lanjut, John menceritakan tewasnya seorang tukang ojek dimaksud karena mengalami kecelakaan tunggal setelah menabrak pagar tembok dan tertusuk belahan bambu.
"Setelah diotopsi dan dimakamkan lalu beredar SMS yang menyatakan bahwa tukang ojek itu meninggal karena ditusuk bambuAnehnya, intelijen dan polisi sama sekali tidak mengantisipasi pesan singkat tersebutUsai pemakaman, maka terjadilah hura-hara ituToko mobil di rusak dan motor-motor baru diseret dan dibakar," tukasnya(fas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 3.016 Pengungsi Terancam Kelaparan
Redaktur : Tim Redaksi