Kaum Muda Dianggap Biang Tingginya Angka Golput

Rabu, 02 Oktober 2013 – 22:48 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Ketua Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia (KPU RI) Husni Kamil Manik mengajak kaum muda untuk menggunakan hak pilihnya pada pemilu 2014. Menurutnya pemuda justru harus menjadi bagian penting dalam upaya peningkatan partisipasi pemilih.

“Kami mengajak kaum muda untuk tidak Golput pada Pemilu 2014. Jangan menghindar dari Pemilu. Kita harus memiliki spirit untuk mengubah keadaan menjadi lebih baik. Mekanisme yang konstitusional ya melalui Pemilu,” terang Husni saat menerima sejumlah pengurus Pimpinan Pusat (PP) Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) di Jakarta, Rabu (2/10).

BACA JUGA: Libatkan Lemsaneg, Khawatir Data Pemilu Sulit Diakses

Menurut Husni, selama ini kaum muda yang jumlahnya rata-rata mencapai 30 persen dari jumlah pemilih menjadi penyumbang utama penurunan partisipasi Pemilih. Padahal dari aspek pendidikan, kesehatan dan akses, anak muda lah yang paling memungkinkan untuk menggunakan hak suaranya di tempat pemungutan suara (TPS).

Husni berharap gerakan kaum muda dan mahasiswa ikut membantu menyampaikan gagasan tentang strategi yang efektif untuk mendekati pemilih muda, termasuk pemilih pemula. “Kami sangat terbuka dengan kritikan dan gagasan dari para kaum muda untuk bersama-sama meningkatkan kuantitas dan kualitas penyelenggaraan Pemilu,” ujarnya.

BACA JUGA: Libatkan Lemsaneg, KPU Dianggap Buka Potensi Kecurangan

Dalam kontek peningkatan kualitas penyelenggaraan Pemilu, kata Husni, pihaknya sudah mengeluarkan sejumlah kebijakan. Salah satunya pengaturan pemasangan alat peraga kampanye. Dimana, partai politik dan calon anggota DPR, DPD dan DPRD tidak diperbolehkan lagi memasang alat peraga secara serampangan.

“Kami menginginkan partai politik dan para caleg lebih banyak melaksanakan pertemuan tatap muka dengan pemilih. Masyarakat pastinya berkeinginan juga untuk menyampaikan aspirasinya kepada partai politik dan para caleg yang akan dipilihnya,” ujar Husni.   

BACA JUGA: Khawatir Legitimasi Pemilu Rendah dan Sarat Konflik

Husni mengakui, adanya kekhawatiran sejumlah pihak bahwa model tersebut justru akan membuka peluang tingginya biaya kampanye. Menurut Husni untuk mengumpulkan orang tidak selalu berpatokan pada anggaran. “Di situlah dituntut kreatifitas partai politik untuk menyiapkan acara yang dapat menarik perhatian masyarakat,” ujarnya.

Selain mengatur pemasangan alat peraga kampanye, KPU juga berupaya meningkatkan kualitas daftar pemilih. Menurut Husni sejak dilakukan sinkronisasi antara daftar pemilih sementara hasil perbaikan (DPSHP) dengan Data Penduduk Pemilih Potensial Pemilu (DP4), data yang sudah sesuai terus bertambah.

Jumat mendatang (4/10), kata Husni, KPU akan kembali memaparkan hasil sinkronisasi tersebut dihadapan Komisi II DPR dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu). “Data pemilih kita semakin membaik. Selisih antara DPSHP dengan DP4 makin berkurang,” ujarnya.

Husni menjelaskan data KPU yang tidak sinkron dengan data Kementerian Dalam Negeri bukan berarti semua variabel datanya tidak sama. “Yang tidak sama itu hanya pada beberapa variabel saja, dan itu dapat dilacak lagi. Misalnya digit ke-16 dalam NIK berisi nol, treatment yang dilakukan cukup mencari satu angka terakhir yang hilang tersebut,” ujarnya.

Husni menegaskan sinkronisasi data KPU dengan Kemendagri tidak mungkin menghasilkan data yang persis sama. “Pastinya ada perbedaan karena DP4 itu diterima KPU pada Februari 2013 dan data itu dibangun 6 bulan sebelumnya. Dalam perjalanannya tentu ada yang meninggal, pindah, sudah menikah, berubah status menjadi TNI/Polri,” jelasnya.

Pimpinan Pusat KAMMI mendukung kebijakan KPU yang melakukan pengaturan pemasangan alat peraga kampanye. Menurut mereka kebijakan itu akan berdampak pada berkurangnya pengeluaran biaya kampanye.

Melalui jaringan KAMMI yang tersebar di 500 kampus di Indonesia, KAMMI bertekad ikut membantu mengedukasi pemilih pemula dan pemilih muda. Dalam Pemilu sebelumnya KAMMI melaksanakan sejumlah kegiatan untuk pendidikan pemilih di antaranya lomba cerdas cemat Pemilu dan sosialisasi lewat mural atau lomba lukis dinding. (gir/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... KPU Disarankan Gandeng Hacker Kaliber Dunia


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler