jpnn.com, BALI - Gunung Agung mengalami aktivitas gempa tremor menerus overscale (melebihi skala), yang merupakan manifestasi penambahan suplai magma ke kawah gunung, Sabtu (2/12).
Kepala Bidang Mitigasi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) I Gede Suantika, mengatakan tremor overscale yang terjadi selama 22 menit pada pukul 14.34 hingga 14.56 wita tersebut, menandakan Gunung Agung tengah berlangsung suplai magma ke dinding kawah," ungkapnya di posko pemantauan Gunung Agung.
BACA JUGA: Konon Logistik Aman, Nyatanya Pengungsi Harus Keluar Duit
Dia memastikan untuk suplai magma sudah lebih besar dibandingkan dengan saat pagi hari, meskipun volumenya kecil namun saat ini sudah meningkat. Di mana volume kawah yang sekitar 60 juta meter kubik saat ini sudah diisi lava sekitar kurang dari 50 persen atau 30 juta kubik
Pihaknya pun memprediksi, proses pengisian lava di dalam kawah Gunung Agung sampai penuh membutuhkan waktu kurang dari sepuluh hari.
BACA JUGA: Gunung Agung Terus Menggeliat, Okupansi Hotel di Bali Anjlok
Jika dibandingkan saat Gunung Agung mengalami tremor overscale pada 28 Desember 2017 itu terpantau adanya lontaran batu radius satu hinga dua kilometer. Untuk saat ini dampak dari overscale Gunung Agung, belum ada tanda lontaran bebatuan vulkanik, namun terlihat asap putih tebal.
Di samping itu, ditambah adanya kepulan abu sangat tinggi beserta berlangsungnya aliran lava di dinding kawah, sehingga suplai magma terus mendesak keluar semakin besar.
BACA JUGA: Omongan Pejabat Logistik Pengungsi Aman, Nyatanya
"Kami mencatat hari ini adanya tremor overscale seperti pada 28 Desember 2017, namun perbedaannya lebih pendek," imbuhnya.
Dia menambahkan, aktivitas tektonik yang mengakibatkan gempa 3,5 SR beberapa waktu lalu, memang berkaitan dengan aktivitas vulkanik Gunung Agung.
Suantika mengatakan, aktivitas tremor overscale Gunung Agung ini mirip seperti yang pernah dilakukan Gunung Sinabung yang lebih dari lima kali melakukan tremor melebihi ambang batas dari alat seismograf.
Di sisi lain, Kepala Sub Bidang Mitigasi PVMBG, Devy Kamil Syahbana menambahkan, pihaknya berencana akan kembali melakukan pemantauan kawah dengan menggunakan drone. Hanya saja saat hal itu akan dilakukan minggu depan karena saat ini drone mengalami masalah teknis dan harus diperbaiki di Bandung.
"Meskipun secara visual hari ini Gunung Agung tampak mereda, namun data lain menunjukan aktivitas vulkanik Gunung Agung masih tinggi," tegasnya. (bx/ras/yes/jpr)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Fase Kritis, Sepertiga Kawah Terisi Lava Vulkanik
Redaktur & Reporter : Adek