jpnn.com, ALMONASTER - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Madrid memanfaatkan ajang Festival Budaya Islam Almonaster ke-18 di Spanyol secara maksimal. Sebagai satu-satunya kedutaan yang diundang untuk ikut acara itu, KBRI Madrid pun dengan penuh semangat mempromosikan pariwisata dan budaya Indonesia.
Di ajang itu, tim kesenian KBRI Madrid menampilkan beberapa tarian. Antara lain yakni rampak kendang, serampang 12, zapin, lancang kuning dan persik betawi.
BACA JUGA: TOP! Pariwisata Jadi Sajian Utama di Ajang RIF 2017
KBRI Madrid juga menawarkan beberapa makanan kering seperti kembang goyang khas Betawi, rempeyek kacang, cheese sticks dan nastar. Ada pula beberapa model suvenir seperti selendang batik, patung-patung kayu ukiran Bali ukuran kecil dan gantungan kunci topeng batik.
Para tamu yang mampir ke stan KBRI diberi penjelasan tentang destinasi wisata keren di Indonesia. "Kami bagikan kepada para tamu dari travel agent dan umum buku Kemenpar Indonesia: A Halal Destination. Ini kesempatan yang harus kita manfaatkan sebaik-baiknya," ujar Duta Besar Republik Indonesia untuk Spanyol Yuli Mumpuni Widarso lewat telepon, Senin (16/10).
BACA JUGA: Sajikan Keagungan Gunung Ijen Via Banyuwangi Ethno Carnival
Festival Budaya Islam Almonaster ini merupakan festival yang unik. Almonaster yang mayoritas penduduknya beragama Katolik, sudah 18 tahun berturut-turut menyelenggarakan festival itu setiap awal Oktober.
Almonaster ingin mengenang sejarah masuknya Islam ke salah satu kota di Provinsi Huelva itu pada abad 8-9 Masehi. Saat itu, Islam masuk dan berkembang.
BACA JUGA: Genjot Pariwisata, Kemenpar Dukung PUTRI di Yogyakarta
Peninggalan Islam pun masih bertahan di Almonaster. Sebuah masjid yang dibangun pada abad ke-9 di Almonaster, hingga saat ini tidak pernah berubah fungsi dan masih berdiri megah.
Menurut Wali Kota Almonaster Jacinto Vázquez, penyelenggaraan Festival Budaya Islam merupakan suatu bentuk toleransi dan penghargaan dari penduduk yang beragama Nasrani terhadap Islam.
Peringatan ini didorong oleh adanya bangunan Mesjid yang secara fisik mengingatkan masyarakat di Almonaster bahwa dahulu kebudayaan Islam pernah eksis di daerah itu. Sehingga masjid atau yang dalam Bahasa Spanyol disebut mezquita peninggalan abad ke-9 itu masih ada dan tidak pernah diubah fungsinya.
Ini berbeda dengan bangunan masjid di daerah-daerah lain di Spanyol yang telah berubah menjadi gereja dan lain-lain. Di Almonaster, keaslian arsitektur masjid tetap dipertahankan sampai hari ini.
Selama ini, festival sebagai bukti toleransi dan kecintaan masyarakat Almonaster terhadap eksistensi budaya Islam memang tidak melibatkan kalangan muslim. Sehingga, sentuhan Islamnya kurang terasa.
Namun, pada perkembangan selanjutnya, masyarakat setempat meminta wali kota agar mengajak komunitas muslim Spanyol dan Yayasan Mesjid Sevilla untuk terlibat. KBRI Madrid sebagai perwakilan dari negeri berpenduduk muslim terbesar di dunia pun diajak untuk ikut serta.
Maka tahun ini, Jacinto Vasquez selaku wali kota (alcadel) Almonaster mengundang KBRI. Praktis, KBRI Menhadi kedubes asing pertama di Spanyol yang berpartisipasi di ajang Festival Budaya Islam Almonaster.
Penduduk kota Almonaster 1.950 orang. Jumlah tamu yang hadir selama 3 hari Festival sebanyak 10 ribu atau lebih banyak daripada tahun-tahun yang lalu yang tidak lebih dari 8.000 pengunjung. Wali Kota Jacinto mengatakan, ramainya tamu tahun ini karena ada daya tarik baru yakni hadirnya peserta asing, Indonesia.
Saat memberikan sambutan dalam bahasa Spanyol, Dubes Yuli Mumpuni menyatakan harapannya agar partisipasi Indonesia ini memberikan peningkatan pemahaman masyarakat bahwa kebudayaan Islam itu tidak hanya berkembang di Timur Tengah, melainkan juga di Asia. Bahkan, Indonesia kini menjadi negeri yang mayoritas penduduknya beragama Islam.
"Dan Indonesia sebagai negara besar dengan 260 juta penduduk dan 17 ribu pulau merupakan negara yang 95 persen penduduknya Muslim sehingga merupakan negara yang terbesar penduduk muslimnya di dunia. Karenanya untuk belajar tentang Islam, toleransi, silakan datang ke Indonesia," ujar dubes yang akan mengakhiri masa tugasnya pada November 2017 itu.
Dubes Yuli menuturkan, tidak mudah untuk? menemukan rangkaian kata yang tepat guna mengungkapkan betapa terharu dan bangganya KBRI Madrid dan seluruh masyarakat? Indonesia yang mayoritas Muslim bisa ikut merayakan semangat toleransi dan saling menghormati perbedaan dalam Almonaster Festival. Semangat tersebut sangat sejalan dengan falsafah hidup 260 juta bangsa Indonesia yang beragam suku, bahasa, agama, dan latar belakang sosial, serta Bhinneka Tunggal Ika.
Yuli menambahkan, meskipun mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam, namun konstitusi juga mengakui agama lainnya. Yakni Kristen-Katholik, Protestan, Hindu, Budha dan Konghucu. Indonesia juga memperingati semua hari raya agama-agama yang telah diakui.
Dubes Yuli juga menyatakan bahwa pihaknya saat itu sangat terhari lantaran Almonaster yang 100 persen penduduknya beragama Katolik ternyata mempunyai semangat toleransi dan saling menghormati yang luar biasa. "Masyarakat internasional dapat belajar langsung dari masyarakat di Almonaster ini tentang bagaimana mengungkapkan, menunjukkan dan mencontohkan kegiatan yang mempertebal rasa saling menghormati," tandas alumnus jurusan Hubungan Internasional UGM itu.
Pemerintah Daerah Otonom Andalusia yang diwakili oleh José Gregorio López, kepala Dinas Lingkungan dan Tata Ruang Presiden Junta de Andalusia, menyampaikan bahwa Pemerintah Junta de Andalusia mendukung sepenuhnya gagasan dan penyelenggaraan festival yang berpusat di Masjid Almonaster itu. Menurutnya, monumen bersejarah abad 8-9 ini harus dihormati dan dipelihara oleh seluruh masyarakat Andalusia.
Festival ini merupakan event penting di Andalusia untuk? memelihara semangat menghormati budaya Islam yang pernah eksis di salah satu wiilayah otonom di Spanyol itu. Dia mengatakan, kehadiran dan partisipasi masyarakat Almonaster merupakan apresiasi terhadap kebudayaan Islam.
Ketua Komunitas Islam di Spanyol, Jalid Nieto dalam sambutannya mengungkapkan rasa haru dan terima kasih serta penghargaan tak terhingga kepada? semua pihak, terutama kepada Pemerintah Kota Almonaster, parlemen Provinsi Huelva dan seluruh masyarakat? setempat yang terus mengusung semangat toleransi dan saling menghormati. Hal itu terlihat pada? terus berlangsungnya Festival Almonaster yang dari tahun ke tahun makin menarik.
Pentas seni festival diisi oleh berbagai pertunjukan seperti flamenco sevillana triana, gitar dan musik Andalusia, serta tari sufi yang berputar-putar dengan busana putih panjang.
Sementara itu bazar yang dibuka di sepanjang jalan utama Almonaster padat diisi oleh berbagai makanan seperti aneka keju, kacang-kacangan, kopi, crepe, kebab dan teh mint. Selain itu juga terdapat banyak stan suvenir produk lokal Almonestar yang terkenal dengan keramik Andalusia, juga produk-produk impor dari Maroko dan Turki.
Pada pameran seni dipamerkan lukisan-lukisan karya artis Sevilla keturunan Maroko, Ben Yesef yang bertema Dialog Perdamaian.
Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya mengucapkan selamat atas Festival Budaya Islam Almonaster Ke-18 yang berlangsung 13-15 Oktober 2017 itu. Apalagi festival itu juga memperkenal dan mempromosikan pariwisata dan budaya Indonesia. “Inilah yang bentuk Indonesia Incorporated,” ujar Arief.(adv/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mau ke Raja Ampat? Lihat Rute Terbang Sriwijaya Group Ini
Redaktur : Tim Redaksi