Ke Bunaken Tanpa Sepengetahuan Administrasi Pelabuhan

Minggu, 08 Agustus 2010 – 00:10 WIB

MANADO - Pengemudi kapal pengangkut rombongan anggota Komisi III DPR yang naas di Pantai Manado, Alex Lahengko, mengungkapkan bahwa kapal yang dikemudikannya kehilangan kendali saat masuk ke mulut pelabuhan Manado. 

"Waktu mau belok ke arah pelabuhan ombak menghantam kapal sehingga mesin terangkat dan tak mengenai airSehingga kapal dikendalikan arus dan berbalik arah mengenai batu dipinggir pelabuhan tepatnya samping lampu merah pelabuhan," paparnya

BACA JUGA: Kunker Komisi III Berakhir Petaka



Seperti dikutip dati Manado Post (grup JPNN), saat memberi keterangan di depan aparat polisi airud, Alex mengungkapkan, ketika berangkat dari Manado ke Bunaken sekitar pukul 8.00 Wita kemarin, kondisi cuaca sudah mendung dan agak berangin
Tapi menjelang siang, ombak makin besar.

Keberangkatan perahu wisata ke Bunaken juga tanpa sepengetahuan Dinas Perhubungan Manado

BACA JUGA: Desak SBY Pimpin Langsung Satgas

Sebab perahu yang mengangkut anggota DPR RI tidak pernah melapor ke Dinas Perhubungan Manado
"Harusnya mereka melapor sebelum berangkat karena ada pejabat negara yang ikut," kata Koordinator Kalimas Pariwisata, Dishub Manado, Jonny Rakian.

Peristiwa ini langsung menghebohkan warga Sulut

BACA JUGA: Polisi Terbanyak Diadukan ke Satgas

Dalam beberapa jam kemudian petinggi PDIP Sulut, yaitu Ketua PDIP Sulut Freddy H Sualang, pimpinan KPU Sulut, serta Kapolda Sulut Brigjen (Pol) Hertian Aristaskus Yunus, langsung menuju lokasi.

Sementara itu, suami Wahyu dan anaknya hanya bisa menangis dan menatap jenazah ibu dan istri tercintaYanti juga enggan diwawancaraiSedangkan Sutjipto mengaku tak percaya atas kepergian istri tercintanya Wahyu Murani ke rahmatullah"Semua Allah yang aturSaya juga kecewa dengan keamanan kapal yang tidak menyediakan pelampung yang layak," katanya.

Walaupun dalam suasana sedih, Sutjipto dengan tegar hati menceritakan kondisi saat kejadian"Begitu ombak menghantam kapal yang kami tumpangi, saya terpisah dengan istri dan anakUntungnya warga sekitar langsung mengetahui kejadian itu dan datang menolong," ujarnya dengan mata berkaca-kaca.

Sutjipto pun menghentikan perbincanganDia terlihat tak tahan mengingat peristiwa pilu yang baru saja dialaminya"Sudah yahSaya sudah tidak bisa menceritakan kronolisnya," ucapnya.

Sementara itu pengakuan istri Nudirman Munir, Nursian, menggatakan bahwa saat ombak menghantam Kapal dia langsung berpegangan tangan dengan almarhumah WahyuNamun, karena datangnya ombak berturut-turut, pegangan tersebut lepas.  "Saya tidak ingat lagi seterusnya," kata Nursian

Menurut Nursian, dirinya duduk berdampingan dengan almarhumah sejak dari BunakenNamun hantaman ombak setinggi 2 meter lebih yang membuat keduanya terpisah.(cw-04/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bantah TNI Lari Dari Baku Tembak


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler