Bantah TNI Lari Dari Baku Tembak

Ketika bertugas di Perbatasan Lebanon-Israel

Sabtu, 07 Agustus 2010 – 07:13 WIB

JAKARTA - Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) mementahkan berita yang menyebut Tentara Nasional Indonesia (TNI) lari dari medan perangHal itu untuk menanggapi tanggapan media massa lokal Lebanon yang mengolok-olok TNI

BACA JUGA: Khawatirkan Revisi Keppres Pengadaan Barang di Pemerintahan

Itu setelah beredar tayangan dua prajurit Kontingen Garuda XXIIID di bawah United Nations Interim Force in Lebanon (UNIFIL) meninggalkan lokasi baku tembak antara militer Israel dan Lebanon diperbatasan Lebanon


Pemerintah Indonesia membantah berita yang menyebut dua prajurit TNI itu melarikan diri dari tugas mereka untuk menengahi baku tembak

BACA JUGA: Kabinet Balas Budi BHD

"Soal TNI yang di Lebanon masih dalam naungan DK PBB di sana, sehingga masalah perlindungan dan lainnya berada di bawah koordinasi dan pengelolaan PBB," jelas Juru bicara Kemenlu Teuku Faizasyah, kepada wartawan di kantornya, Jalan Pejambon, Jakarta Pusat, Jumat (6/8) kemarin


Dari berita resmi yang didapatkan Kemenlu dari Lebanon, kedua prajurit TNI itu bernama Kopral Dua (Kopda) Zulkarnain dan Prajurit Kepala Oksan

BACA JUGA: Penyelidikan 23 Rekening Perwira Polri Tutup Buku

Keduanya tergabung dalam Kontingen Garuda XXIIID di bawah UNIFILMereka disebut melarikan diri dengan menumpang taksi dari medan baku tembak dan kemudian diselamatkan wargaNamun, menurut Kemenlu, hal itu sudah sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP).

"Keberadaan TNI di sana tidak boleh berperang karena berada di misi penjagaan keamananNamun karena ada suara tembakan yang tak jelas, mereka diselamatkanSehingga, mereka diambil atas koordinasi dan kontrol DK PBB," tegasnyaStasiun televisi milik Hizbullah, Al-Manar, pada 3 Agustus lalu menayangkan gambar dua prajurit Indonesia yang diduga berasal dari UNIFIL, meninggalkan lokasi pertempuran dengan menumpang taksiTayangan itu menuai banyak kecaman media massa Lebanon yang mengarah kepada UNIFIL dan TNIMereka menyebut TNI impoten dan tidak tegas.

Kapuspen TNI, Mayjen Aslizar Tanjung menambahkan, keduanya telah mendapat apresiasi dari Komandan Sektor Timur UNIFILKarena sebenarnya mereka sudah berusaha keras mencegah terjadinya kontak tembak antara Israel dan Lebanon di perbatasanMereka juga telah menuruti perintah untuk menjauh dari lokasi pertempuran, untuk selanjutnya kembali ke pos mereka, bukan dengan maksud melarikan diri"Saat ini keduanya telah berada di posKondisinya tidak kekurangan suatu apapunMereka berhasil menjaga aset milik pasukan perdamaian PBB," jelasnya

Aslizar menambahkan, sebagai pasukan perdamaian, jika ada kontak tembak, mereka tidak dibolehkan terlibatLangkah yang diambil adalah mundur, dan meminta bantuan yang lebih besar untuk menghentikan kontak tembak antara dua belah pihak yang bertikai"TNI juga memberikan apresiasi, yang mereka lakukan sudah sesuai prosedur," terang dia.

Menurut UNIFIL, 2 personel pasukan penjaga perdamaian itu dikatakan sudah berusaha sekuat tenaga menghentikan perangAkhirnya mereka diperintahkan mundur untuk diganti dengan pasukan UNIFIL lain yang lebih besarTelevisi Hisbullah, Al Manar justru menampilkan tayangan dua tentara Indonesia itu mengalami dehidrasi karena mencoba menghentikan pertempuranWarga setempat lalu menolong tentara Indonesia itu dengan minuman dan bantuan kendaraan tumpangan(zul)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Presiden Minta Ada Standar Tunjangan Pejabat Daerah


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler