Ke Tahanan Bareskrim Mabes Polri, Bertemu dengan Figur-Figur

Bun Bunan Tetap Rapi, Burhanudin Rajin Salat Sunah

Minggu, 17 Mei 2009 – 06:26 WIB
Foto: M Ramli/JAWA POS

Ruang tahanan di Bareskrim Mabes Polri seakan menjadi langganan para figur penting yang terjerat kasus korupsiApa yang membedakan ruang tahanan itu dengan ruang tahanan lain? Berikut laporan wartawan Jawa Pos yang baru saja berkunjung ke sana

BACA JUGA: Mobil-Mobil Murah Meriah Karya Anak Bangsa di Arena Pameran JiExpo



----------------------------

Pagi itu jarum jam belum menunjuk ke angka 10.00
Kira-kira kurang 10 menit

BACA JUGA: KRI dr Soeharso, Rumah Sakit Terapung Satu-satunya di Asia Tenggara

Saya sudah berada di Mabes Polri di Jalan Trunojoyo, Jakarta Pusat, bersama dengan seseorang yang akan membesuk kerabatnya di tahanan Bareskrim Mabes Polri


Dari gerbang belakang Mabes Polri ke pintu ruangan Bareskrim sekitar 50 meter

BACA JUGA: Risal Satiaputra, Dokter Indonesia di Tim Operasi Face-off Pertama Amerika

Di sana sudah ada tiga penjaga: dua pria dan satu perempuanMereka mengenakan seragam safari

''Apakah mau membesuk?'' tanya salah seorang penjaga itu kepada kamiSetelah kami menyebut nama tahanan yang akan dibesuk, kami diminta menyerahkan HP untuk dititipkan''Tulis barang Anda yang dititipkan, di buku ini," kata si penjagaSelanjutnya, tangan kanan kami distempel

Kami berpikir, saat itu langsung bisa bertemu dengan tahananTapi, ternyata masih ada satu tahap lagi yang harus kami jalaniYakni, mengurus izin besuk ke lantai 3Sebelum masuk ke gedung itu, kami harus diperiksa dengan metal detector

Di ruangan di lantai 3 itu duduk tiga petugas berkemeja rapi dan berdasi''Selamat siang, apakah mau besuk?'' tanya salah seorang di antara ketiga penjaga itu yang berambut cepakKami kemudian diminta untuk menulis nama dan identitas lainnya serta nama tahanan yang akan dibesukSetelah beres, kami turun ke lantai 1 lagiDi lantai 1 itu, untuk menuju ke ruang tahanan, kami harus melalui sebuah lorong yang panjangnya kira-kira 6 meter

Sebelum pintu jeruji besi tahanan, ada dua ruangan yang berhadapanRuangan kiri dan ruangan kananDi ruangan sebelah kiri ada dua penjaga berkemeja rapi dan berambut cepakMereka sedang menonton televisiDi sana kami diminta untuk menulis identitas di bukuSedangkan di ruangan yang lain di kanan terdapat dua kasur busa.

Setelah menulis identitas di buku, kami dipersilakan masuk ke areal tahananPandangan pertama kami tertuju ke sebuah ruangan berukuran sekitar 5 x 4 meter di balik jeruji besi bercat biru mudaRupanya, itu adalah ruangan tahanan yang dihuni Lani, salah seorang direksi di PT SPS yang menjadi tersangka kasus dugaan penggelapan dana nasabahMaret lalu Lani ditangkap polisi dan dijebloskan ke tahanan ituDi areal yang dihuni Lani terdapat tiga ruangan khusus untuk tahanan wanitaMenurut salah seorang tahanan, selain Lani, sebelumnya di sana dihuni mantan direksi Bank Century Lila KGondokusumo dan Artalyta Suryani alias Ayin, tersangka kasus penyuapan jaksa

Kami melihat, saat itu Lani dibesuk dua orang kerabatnya di ruangan tak jauh dari tempat dia ditahanDuduk sekitar 2 meter dari Lani, Sondang M.HGultomDia adalah tersangka kasus penggelapan polis asuransi di Perum Perhutani senilai Rp 23,4 miliarSaat itu dia menunggu dibesuk kerabatnya

Di tempat itulah kami bertemu dengan orang yang kami besukKami kemudian diajak masuk ke ruangan lain yang memanjangLuasnya sekitar 3 x 30 meterDi sana ada sepuluh meja fiber abu-abu dan puluhan kursiTentu bukan kursi empuk.

Paling ujung di ruangan tersebut tempat tahanan untuk laki-lakiDi depan pintu tahanan itu terdapat rak piringDi atasnya ada satu televisi 21 inci

Rak berwarna biru tua itu berisi puluhan piring dan perlengkapan makan yang lainPara tahanan boleh menggunakan piring-piring tersebut''Tetapi, harus dikembalikan dalam keadaan bersihSelain itu, para tahanan menyimpan beberapa perlengkapan makan sendiri di kamarnya,'' kata teman saya yang sudah beberapa kali besuk itu.

Di ujung lainnya dari ruangan tersebut terdapat musala berukuran sekitar 3 x 4 meterYang menarik, di sebelah pintu masuk musala tertera tulisan di papan kecil yang menyebutkan aliran kas musala ituTertulis bahwa kas musala Rp 15 juta dengan pengeluaran bulanan Rp 750 ribuBisa jadi, kas Rp 15 juta itu diisi para penghuninya yang bukan orang sembarangan

Selain musala, di ruangan yang memanjang itu terdapat meja pingpong, jogging track, lemari es kecil, dan dua lemari kecil berisi beberapa gelas air mineral''Air mineral itu gratisSiapa saja boleh mengambil,'' ujar teman saya

Di sela-sela ngobrol dengan orang yang saya besuk, saya melihat mantan Deputi Gubenur Bank Indonesia (BI) Bun Bunan Hutapea masuk ke ruangan tempat kami beradaDia masih tampak gemuk, rambutnya tersisir rapiTersangka yang diduga terlibat dalam kasus aliran dana Yayasan Pengembangan Perbankan Indonesia (YPPI) Rp100 miliar itu rupanya sedang menunggu dibesukSambil menunggu, dia membaca surat kabar

Tak lama kemudian orang yang dia tunggu datangDia adalah Eva Riyanti Hutapea, istrinyaEva datang dengan kursi roda, didampingi seorang susterBun Bunan dan Eva kemudian duduk bersebelahan membelakangi pintu besi dan menghadap ke tembokDua pria menyusul duduk di hadapan mereka

Kami sempat mendengar pembicaraan merekaIntinya, mereka sedang membicarakan seputar persiapan menghadapi persidanganMeski dengan agak terbata-bata, Eva sesekali ikut menimpali

Beberapa saat kemudian muncul mantan Gubenur BI Burhanuddin Abdullah dan mantan Deputi Gubenur BI Aslim TajudinKeduanya terdakwa kasus korupsi dana BIBurhanuddin saat itu mengenakan polo shirt biru bergaris-garis putihDia sedang dibesuk istri dan dua pria yang berpakaian safari

Sedangkan Aslim yang mengenakan kemeja putih gading juga dibesuk istrinyaDi kalangan para mantan pejabat BI, hanya Bun Bunan bersama para pembesuk yang memilih menyendiriJika meja-meja mereka dibuatkan nomor urut, Burhanuddin duduk di nomor 1, Aslim di nomor 3, dan Bun Bunan di nomor 8

Berjarak tiga meja dari Burhanuddin duduk seorang pria berkacamata bingkai warna emas menungu pembesukDia adalah mantan Bupati Pelalawan, Provinsi Riau, Tengku Azmun Jaafar yang menjadi tersangka korupsi illegal loggingSepuluh menit kemudian datang seorang wanita muda berkerudungDia mengeluarkan bungkusan dari tas berisi bakmi Gajah MadaDia adalah putri Azmun

Tahanan yang saya besuk menceritakan, ketika di tahanan Bareskrim masih ada Artalyta dan Robert Tantular (mantan Dirut Bank Century), jam makan siang selalu hebohSebab, dua orang itu, kata teman saya, suka memesan makanan mewah dari luar''Mereka memesan kepada keluarganyaAtau, kadang pesan sendiri melalui telepon,'' ceritanya

Artalyta diceritakan juga kerap joging dan aerobik di dalam tahananKini tersangka penyuapan jaksa kasus BLBI Urip Tri Gunawan itu berada di Rutan Pondok Bambu

Bebeda dengan BurhanuddinSelama mendekam di tahanan itu, kata salah seorang penjaga, Burhanuddin tak pernah melewatkan salat berjamaah di musalaSiang itu, ketika terdengar suara azan duhur, Burhanuddin langsung beranjak meninggalkan para pembesuknya dengan sedikit terpincang-pincangRupanya, ibu jari kaki kirinya bengkak kira-kira tiga kali ukuran aslinyaDia menuju ke musala, diikuti AslimSetelah wudu, keduanya bersama-sama melaksanakan salat sunah sebelum DuhurSelanjutnya, dalam salat berjamaah, Aslim bertindak sebagai imam''Dia (Aslim) hampir selalu menjadi imam dan khotib saat salat Jumat,'' kata salah seorang tahanan

Seperti itulah rutinitas yang dijalani Burhanuddin, Aslim, dan para tahanan yang lainBagi mereka, dijenguk keluarga dekat dan kerabat adalah saat yang paling menyenangkanDan, ketika jam besuk habis, mereka kembali harus menjalani hari-hari di dalam ruang tahanan.

Mantan Bupati Pelalawan Tengku Azmun Jaafar menceritakan, di antara para tahanan sering terlibat obrolan yang hangatMereka saling membantu''Kadang-kadang kami juga bersama-sama menonton tayangan berita di televisiTerutama jika di TV ada berita salah seorang di antara kami yang disidang atau disidik KPK, atau kepolisian,'' jelasnya.

Ketika sidang, saat paling menakutkan bagi para tahanan adalah saat diangkut mobil tahanan yang berterali besi"Image kami terasa hancur di hadapan masyarakatPadahal, kami belum tentu bersalahItu yang paling kerap dibicarakan dan sempat membuat beberapa orang di sini shock,'' cerita Azmun(kum)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pergi ke Puncak ketika Musim Turis Timur Tengah Tiba (3-Habis)


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler