Keadaan Makin Sulit, MPR RI Ingin Presiden Jokowi Lebih Gereget

Senin, 10 Agustus 2020 – 17:30 WIB
Wakil Ketua MPR RI Fadel Muhammad. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua MPR RI Fadel Muhammad mengatakan kondisi penyebaran pandemi COVID-19 dan dampaknya di Indonesia makin memburuk.

Menurut Fadel, saat ini yang diperlukan ialah bagaimana menghadapi keadaan tersebut.

BACA JUGA: Presiden Jokowi dan Kepala Daerah Belum Punya Jurus Jitu untuk Cegah Covid-19

"Keadaan saat ini menurut pengamatan kami makin hari makin memburuk," kata Fadel dalam Diskusi Empat Pilar MPR "Sidang Tahunan MPR, Optimisme dan Harapan di Tengah Pandemi" di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (10/8).

Mantan Gubernur Gorontalo itu mencontohkan, daya beli masyarakat sekarang ini makin rendah. "Demand hampir tidak ada," tegasnya.

BACA JUGA: Stafsus Presiden Jokowi Ini Yakin Banget Indonesia Bakal Terhindar dari Resesi

Perhotelan baru sedikit yang berani buka. Bahkan, orang yang bepergian dengan pesawat terbang pun masih sedikit. "Jadi, semua dalam keadaan ekstra hati-hati," ungkapnya.

Mantan ketua Komisi XI DPR itu mengaku, sudah bertanya langsung kepada koleganya di kalangan perbankan.

BACA JUGA: Bamsoet: MPR RI Akan Publikasikan Laporan Kinerja Lembaga Negara Secara Daring

Fadel juga mengaku saat pertemuan dengan Presiden Joko Widodo di Istana Bogor, Jawa Barat, beberapa waktu lalu, pihaknya berharap ada semacam injeksi untuk perbankan.

Nah, kata Fadel, saat ini yang sudah diberikan baru sekitar Rp 30 triliun.

Perinciannya masing-masing Rp 10 triliun kepada Bank Mandiri dan BRI. Kemudian, masing-masing Rp 5 triliun kepada Bank Tabungan Negara dan BNI.

Fadel berharap uang itu digunakan perbankan misalnya untuk merestrukturisasi utang-utang dan sebagainya.

"Misalnya bebebrapa bank-bank sulit karena pendapatan tidak ada, maka utang mereka itu direstruktur, diperbaiki lagi," jelasnya.

Selain itu, senator dari Gorontalo ini mengaku pihaknya juga concern pada sektor UMKM.

Pasalnya, UMKM sekarang dalam keadaan sangat kesulitan.

"Mereka mau menyelesaikan utang di bank juga sulit. Mereka tetap masih belum dapat perlakuan yang kami mintakan, yaitu bunga bank yang rendah," kata Fadel.

Selain UMKM, Fadel menegaskan, koperasi juga banyak yang mengeluh.

Pasalnya, kata Fadel, banyak orang yang meminjam uang di koperasi kesulitan untuk mengembalikan. "Ini juga dalam keadaan yang sangat repot," tegasnya.

Selain UMKM dan koperasi, Fadel mengakui keluhan juga datang dari perusahaan finance.

Banyak yang kesulitan mengembalikan dana nasabah. "Semua sekarang sedang menghadapi keadaannya seperti ini," katanya.

Dia juga mengatakan yang berat juga sekarang ini ialah kondisi kredit tanpa agunan (KTA).

"Saya berpendapat kalau boleh yang ini nol persen saja bunganya," katanya.

Jadi, Fadel meminta pemerintah mempertimbangkan beberapa kebijakan untuk mengatasi kondisi ini.

Karena itu, Fadel berharap, pidato Presiden Jokowi pada Sidang Tahunan MPR 14 Agustus 2020 nanti penuh gereget.

"Kami MPR ini mengharapkan tanggal 14 (Agustus) ini Presiden Jokowi itu harus menyampaikan sesuatu yang membuat gereget," kata dia.

Misalnya, kata dia, menyampaikan bahwa pemerintah menyediakan dana sekian triliun untuk membantu UMKM.

Kemudian, bunga untuk UMKM diperkecil. "Kami minta, saya bilang satu persen. Terakhir dengan Ibu Menteri Keuangan waktu datang ke MPR mau usahakan 3,5 persen, tetapi saya cek masih belum jalan," kata Fadel.

Menurut Fadel, Ketua MPR Bambang Soesatyo rencannya akan bertemu dengan Presiden Jokowi, Rabu 12 Agustus 2020, sebelum pelaksanaan Sidang Tahunan MPR.

"Nanti, ketua MPR akan ketemu dengan Presiden Jokowi, Rabu, untuk persiapan apa-apa yang menjadi harapan masyarakat yang presiden perlu sampaikan," kata Fadel. (boy/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler