Keamanan dan Tramtib, Persoalan Lain Pasca Gempa

Selasa, 13 Oktober 2009 – 17:16 WIB
JALAN - Suasana Jl Veteran, Padang, yang masih terlihat sepi kendaraan Jumat (9/10) lalu, namun sejak dua hari terakhir (Senin-Selasa, 12-13 Oktober, Red) sudah sangat ramai hingga cenderung tak teratur. Foto: Arsito Hidayatullah/JPNN.
PADANG - Proses penanganan bencana gempa di Sumatera Barat kini sudah bisa disebut memasuki fase pembersihan, rekonstruksi dan rehabilitasi (pemulihan), setidaknya di sebagian kawasanNamun sementara itu, berbagai persoalan di luar dampak langsung gempa - kerusakan fisik dan korban tewas maupun luka - mulai bermunculan dan mengkhawatirkan

BACA JUGA: Istri-Istri Pejabat Sumbang Rp12 Juta

Keamanan adalah salah satunya.

Sebagaimana diungkapkan Sulaiman (38), salah seorang warga Kota Padang, Selasa (13/10), isu keamanan maupun ketenteraman dan ketertiban (Tramtib) menurutnya kini perlu segera diperhatikan dan diatasi oleh pihak berwenang
"Dalam hal keamanan misalnya, itu aksi-aksi pencurian barang-barang di bekas reruntuhan, tergolong mengkhawatirkan

BACA JUGA: Kejagung Tunggu SPDP Aktivis ICW

Contohnya saja seperti yang diberitakan dan marak terjadi di kawasan Pondok (Pecinan) beberapa hari lalu," katanya.

Sulaiman pun mengungkapkan bahwa setidaknya ia sendiri sudah berulang kali menyaksikan beberapa orang yang coba "mengamankan" barang-barang bekas di sisa-sisa reruntuhan bangunan di beberapa titik lokasi
"Yang jelas mereka bukan si empunya bangunan atau properti tersebut, karena beberapa bangunan kebetulan saya kenal siapa pemiliknya

BACA JUGA: Dirjen BC Bantah Terima 2 Land Cruiser

Lagipula, dari pembawaan dan aktivitasnya saja, mereka jelas-jelas bukan pemilik, karena yang dikumpulkan adalah barang-barang macam besi, seng dan sisa-sisa reruntuhan lainnya," paparnya lagi.

Isu keamanan serupa juga disuarakan oleh warga Padang Pariaman, yang saat ini relatif masih kerap dikunjungi berbagai kelompok relawan dan tim penanggulangan bencana"Saya tidak tahu ini benar atau tidak, tapi saya dengar orang-orang yang sengaja ingin mencuri barang-barang korban gempa, termasuk barang mewah seperti sepeda motor misalnya, itu datang berombongan dari daerah lain," ungkap Aswiah, salah seorang ibu korban gempa di daerah Kurai Taji, Pariaman, sambil "menuduh" nama salah satu daerah di Sumatera sebagai asal datangnya para pencuri yang ia maksud.

"Tapi jangan salah, di sekitar sini kalau sampai ada kejadian itu dan ketahuan oleh warga, bisa langsung dihakimi atau malah dibakar hidup-hidupSalah sendiriSudah tahu orang lagi kesusahan, malah mau mencari kesempatan dalam kesempitan," ucapnya pula.

Sementara itu di kawasan pusat kota, baik di Padang maupun Pariaman, masalah lain yang cukup menjadi sorotan adalah ketertiban lalu lintas serta kebersihanUntuk masalah terakhir ini, beberapa warga komplek perumahan di kawasan timur Kota Padang saja misalnya, mengeluhkan bahwa sudah berhari-hari tak pernah ada lagi pemungutan sampah di daerahnyaAkibatnya, tumpukan sampah dengan bau menyengat bisa ditemukan di mana-mana di berbagai pelosok.

Akan halnya kondisi lalu lintas, selain dikarenakan faktor lampu lalu lintas di beberapa jalan utama kota masih padam karena kendala listrik maupun perangkat yang rusak, keberadaan polisi pengatur lalu lintas sendiri bisa dikatakan nihil selama kurang lebih 10 hari pasca gempaDi Kota Padang saja, praktis baru hari Senin (12/10) mulai banyak terlihat aparat polisi di beberapa persimpangan jalanItupun tidak semuanya terlihat aktif melakukan pengaturan lalu lintas.

"Kita bisa lihat sendiri, di mana-mana sekarang warga masih banyak yang naik motor berboncengan bertiga misalnya, tidak mengenakan helm, kebut-kebutan, atau malah melanggar jalur jalan satu arahMasih lumayan kacau, kalau saya bilangTapi tentu, kita berharap ini bisa segera diperbaiki hingga normal kembali, di luar upaya rehabilitasi pasca bencana yang terus berjalan ini," ungkap Sulaiman pula menambahkan(ito/JPNN)

BACA ARTIKEL LAINNYA... KPK Didesak Supervisi 3 Kasus Tiap Provinsi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler