jpnn.com, STOCKHOLM - Pemerintah Swedia tengah mempertimbangan kemungkinan mengeluarkan larangan tentang pembakaran Al-Qur’an dalam unjuk rasa.
Langkah itu sebagai respons atas aksi pembakaran kitab suci umat Islam tersebut di depan masjid di Stockholm, ibu kota Swedia, pada saat Iduladha pekan lalu (28/7).
BACA JUGA: Pembakaran Al-Quran di Swedia Bukan Refleksi Pendapat Uni Eropa
Menurut Menteri Kehakiman Swedia Gunnar Strommer, aksi pembakaran Qur’an justru telah membahayakan keamanan negerinya.
Oleh karena itu, pemerintah Swedia mengkaji kemungkinan membuat aturan yang melarang pembakaran kitab suci.
BACA JUGA: Bereaksi Keras soal Pembakaran Al-Quran, Paus Fransiskus Marah dan Muak
“Kita harus bertanya kepada diri sendiri apakah tatanan saat ini baik atau ada alasan untuk mempertimbangkannya ulang,” ujar Strommer kepada koran Aftonbladet, Kamis (6/7).
Aksi pembakaran Al-Qur’an di Stockholm pada saat Iduladha lalu memicu kontroversi luas. Pelakunya adalah seorang pengungsi asal Irak bernama Salwan Momika.
BACA JUGA: Pegang Al-Quran, Putin Tegaskan Penista Kitab Suci Umat Islam Harus Dihukum
Aksi itu memicu protes luas. Banyak negara mengecam tindakan itu, terlebih karena sikap Kepolisian Swedia yang tidak mau mengeluarkan izin aksi pembakaran Qur’an justru dimentahkan pengadilan.
Strommer menambahkan Swedia justru menjadi target utama serangan teror.
“Kita bisa melihat bahwa pembakaran Al-Qur’an minggu lalu telah menimbulkan ancaman bagi keamanan internal kita,” kata Strommer.(JPost/JPNN.com)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ketakutan setelah Aksi Bakal Al-Quran, Swedia Perketat Kontrol Perbatasan
Redaktur : Antoni
Reporter : Tim Redaksi