Kebencian terhadap Yahudi Meningkat di Amerika, Anak-Anak Sekolah Jadi Korban

Jumat, 11 November 2022 – 17:48 WIB
Anitsemitisme alias kebencian terhadap Yahudi telah menyusup ke sekolah-sekolah di Amerika Serikat. Foto: Michael loccisano / GETTY IMAGES NORTH AMERICA / Getty Images via AFP

jpnn.com, CALIFORNIA - The Israeli-American Council’s (IAC) School Watch melaporkan bahwa jumlah laporan mengenai antisemitisme alias kebencian terhadap Yahudi di sekolah-sekolah telah meningkat hingga ratusan persen, satu tahun setelah badan pengawas itu didirikan.

School Watch dirancang untuk mendukung terciptanya lingkungan sekolah yang aman dan mengurangi insiden antisemitisme, anti-Zionisme, diskriminasi dan kebencian asal negara.

BACA JUGA: Amerika Mencekam, FBI Keluarkan Peringatan untuk Umat Yahudi

Siswa, orang tua, atau pendidik yang pernah mengalami tindakan antisemitisme atau menemukan konten antisemitisme atau anti-Zionis di sekolah dapat mengajukan pengaduan.

IAC kemudian membawa mereka ke tingkat sekolah atau distrik dan mengikuti mereka.

BACA JUGA: Menhan Israel Temui Presiden Erdogan, Turki Akrab Lagi dengan Negeri Yahudi

"Saya tidak ingat kapan terakhir kali ada begitu banyak kasus remaja menggunakan kata 'Hitler' di sekolah negeri Amerika," kata CEO IAC Shoham Nicolet kepada The Jerusalem Post dari rumahnya di California.

Nicolet berbagi bahwa telah terjadi peningkatan insiden di sekolah umum secara keseluruhan.

BACA JUGA: Kesal kepada Yahudi AS, Trump Sesumbar Layak Jadi PM Israel

Dia menilai fenomena ini tak terlepas dari pernyataan antisemit yang baru-baru ini dilontarkan rapper Kanye West dan pemain bola basket Kyrie Irving.

“Tidak ada pengaruhnya Adidas atau Nike membatalkan kontrak mereka dengan West dan Irving, pesan kebencian sudah keluar, berakar pada antisemitisme klasik dan kuno,” katanya.

“Dalam dua hingga tiga minggu terakhir kami telah melihat kemunduran dramatis terkait antisemitisme di sekolah negeri AS. Saya sangat khawatir dengan situasi ini,” tambahnya.

Nicolet menjelaskan bahwa sebagian besar komunitas Israel-Amerika menyekolahkan anak-anak mereka di sekolah negeri dan dari sinilah kebencian itu berasal.

“Saya menduga Israel tidak sepenuhnya memahami betapa besarnya dampak insiden antisemitisme ini bagi citra Israel di AS,” kata Nicolet.

Dia menambahkan bahwa sebagian besar dana dan sumber daya dalam perang melawan antisemitisme selama ini digunakan untuk mengedukasi kalangan mahasiswa.

Namun, dia menilai sudah waktunya mendanai program semacam ini untuk audiens yang lebih muda.

“Kita semua tahu bahwa organisasi BDS seperti Mahasiswa untuk Keadilan di Palestina dan lainnya telah aktif di kampus-kampus selama bertahun-tahun. Tetapi bagaimana dengan siswa sekolah menengah, seperti mereka yang mengajukan keluhan kepada kami dari Colorado, bahwa remaja mengancam seorang siswa Yahudi untuk memakai masker gas? Kebencian dan hasutan telah menjadi lebih populer di usia muda. Kita perlu memeranginya.”

Fenomena lain yang dilihat Nicolet dan timnya adalah banyak orang tua, terutama orang Israel-Amerika, tidak selalu menyadari fakta bahwa anak mereka atau mereka sendiri mengalami antisemitisme.

“Banyak orang tua yang tidak mengerti bahwa apa yang dikatakan kepada anaknya sebenarnya antisemit, begitu juga dengan anak itu sendiri,” jelas Nicolet.

School Watch sedang melakukan advokasi di bidang itu.

“Antisemitisme adalah hal baru bagi orang Israel-Amerika,” jelas Nicolet.

Dia menunjukkan bahwa orang Israel yang tinggal di AS,

Berbeda dengan orang Yahudi Amerika, ujar dia, orang Israel yang tinggal di AS belum terbiasa jadi minoritas.

“Mereka masih belajar apa artinya menjadi minoritas. Ini masalah kesadaran.”

School Watch membagikan sejumlah foto insiden antisemitisme dan anti-Zionisme di sekolah-sekolah Amerika.

Salah satunya menggambarkan seorang guru fisika yang menulis “Hancurkan penjajah – berdirilah bersama Palestina,” di papan tulis di sebuah sekolah Massachusetts.

Yang lain menunjukkan meme Hitler yang digantung di ruang kelas oleh seorang guru di California, yang bertuliskan "batu, kertas, dan gunting."

Dokumentasi lebih lanjut menunjukkan bahwa di Negara Bagian Georgia, seorang guru membagikan lembar kerja tentang krisis air Sungai Yordan, memposisikan Israel, dan orang-orang Yahudi, sebagai pencuri air: ”Orang-orang Yahudi benar-benar mengambil air dari tangan anak-anak kami.”

“Kami menangani setiap permintaan,” kata Nicolet dan menambahkan bahwa mereka bekerja sama dengan semua organisasi Yahudi yang menangani masalah ini serta otoritas lokal.

“Jika orang tua perlu mempersiapkan pertemuan dengan kepala sekolah, kami akan mempersiapkannya,” ujarnya. (jpost/dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler