"Bangsa ini punya industri pesawat, punya pabrik peralatan tempur
BACA JUGA: Mutasi Pejabat Harus Sesuai Merit System
Kenapa institusi itu secara terencana tidak diberikan tugas untuk memenuhi berbagai kebutuhan bangsa dan negara ini terhadap pesawat udara dan peralatan tempur lainnya?" tanya Suryopratomo.Jalan pintas dan berjangka pendek berupa membeli (dari luar) seluruh kebutuhan negeri ini, menurut Suryo - sapaan akrabnya - lagi, menjadikan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang bodoh dan menyuburkan generasi pemburu komisi di antara berbagai transaksi
BACA JUGA: Inilah Puisi Gamawan untuk Prasasti di Miangas
Tapi kalau membeli pesawat dari China, pasti ada komisinyaBACA JUGA: 32 Pejabat BKN Dimutasi
Itulah yang terjadi dalam proses pembelian pesawat Merpati M-60 buatan China," tegasnya.Sementara, dalam kaitannya dengan tema seminar tersebut, lanjut Suryo, ada hal mendasar yang patut dipertanyakan oleh khalayakYakni, di mana budaya Pancasila yang selama ini diagung-agungkan oleh elit dan pengambil keputusan di negeri ini?
"Di mana azas-azas ketuhanan kita? Di mana azas-azas kemanusiaan dan musyawarah-mufakat kita, kalau semua keputusan yang menyangkut hajat hidup warga negara hanya diambil oleh dua atau tiga elit saja yang lebih memihak pada aspek kepentingan komisi dari suatu transaksi," tanyanya.
"Padahal, akal sehat kita menyatakan bahwa anak bangsa ini sanggup untuk memproduksi berbagai kebutuhan teknologiTapi akal sehat itu dikesampingkan, karena ada komisi yang menggiurkan," tukasnya(fas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... DPR Ingin Temukan Panji Gumilang dan Imam Supriyanto
Redaktur : Tim Redaksi