Kebijakan Tax Amnesty Harus Didukung Data Pasti

Kamis, 24 Maret 2016 – 07:27 WIB
Wakil Ketua Badan Anggaran DPR, Said Abdullah. Foto: dokumen JPNN.Com

jpnn.com - JAKARTA - Pemerintah telah menargetkan agar rancangan undang-undang (RUU) tentang kebijakan pengampunan pajak atau tax amnesty bisa tuntas tahun ini. Tujuannya agar dana yang diparkir warga negara Indonesia (WNI) di luar negeri bisa dibawa pulang kembali.

Namun, Wakil Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR, Said Abdullah mengingatkan pemerintah agar punya data pasti tentang WNI yang punya uang di luar negeri. “Perlu mapping (pemetaan, red) tentang para pemilik dana yang memarkir dananya di berbagai negara,” katanya, Rabu (23/3).

BACA JUGA: Beri Layanan Gratis, Saham Malah Merosot

Politikus PDI Perjuangan itu menambahkan, manfaat tax amnesty akan besar bagi masyarakat. Bahkan, katanya, dana hasil repatriasi dari kebijakan tax amnesty bisa diarahkan untuk membantu masyarakat miskin.

“Tax amnesty ini sebagai salah satu cara menarik dana-dana itu agar masuk ke Indonesia. Dana hasil repatriasi akan menambah amunisi pemerintah mengurai kemiskinan,” tuturnya.

BACA JUGA: Lion Air Dapat Laporan dari Pilot Adanya Gangguan...

Karenanya ia mengharapkan agar tidak ada pihak-pihak yang alergi terhadap tax amnesty. Ia mencontohkan beberapa negara yang sukses menerapkan tax amnesty di negara-negara berkembang seperti di Afrika.

Hanya saja, katanya, kebijakan tax amnesty memnag harus didukung transparansi. “Kalau salah satu instrumennya saja tidak dipenuhi maka tax amnesty ini tidak ada mafaatnya,” ucapnya.

BACA JUGA: Keren, Bandara Juanda Bakal Saingi Soekarno Hatta!

Ia bahkan menepis kecurigaan bahwa ada barter soal RUU Tax Amnesty dengan kebijakan lain. Misalnya soal gedung baru DPR. "Terlalu naif itu," katanya.(ara/JPNN)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... KAI Butuh 1.144 Pegawai, Minat? Klik Sini


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler