jpnn.com, BANYUASIN - Ditjen Pengendalian DAS dan Hutan Lindung (PDASHL) melalui Balai Perbenihan Tanaman Hutan (BPTH) Wilayah I saat ini sedang mengupayakan menjaga dan melestarikan tiga jenis tanaman asli Provinsi Sumatera Selatan.
Yaitu jenis Bambang Lanang atau Cempaka (Michelia champaca), Jabon (Anthocephalus cadamba) dan Pulai (Alstonia scholaris).
BACA JUGA: Waspada Peningkatan Hotspot di Bulan Agustus
Tiga jenis tanaman dengan genetik terbaik ini dilestarikan melalui Pembangunan Kebun Benih Semai (KBS) di Hutan Produksi Kemampo, UPTD KPH Wilayah III Banyuasin, Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan.
BACA JUGA: Yuk Ngopi di Arborea, Kafe Unik di Hutan Kota Jakarta
Kepala BPTH Wilayah I Nelsi Adelina
"Pembangunan Kebun Benih Semai ini dilakukan dengan tujuan untuk penyelamatan jenis tanaman asli ini dari ancaman kepunahan yang diakibatkan antara lain pencurian kayu, kebakaran hutan dan lahan serta perambahan," ujar Kepala BPTH Wilayah I Nelsi Adelina kepada JPNN.
BACA JUGA: KEW Dukung KLHK Bentuk Tim Investigasi Persoalan TN Komodo
Selain itu, kata Nelsi, KBS itu untuk meningkatkan produksi dan kualitas benih dan bibit di masa mendatang.
BPTH Wilayah I khawatir jenis-jenis tanaman asli di Bumi Sriwijaya ini suatu saat akan punah di hutan alam apabila tidak segera dilakukan upaya penyelamatannya.
Melalui Pembangunan KBS ini diharapkan pada saatnya nanti bisa memenuhi kebutuhan benih dan bibit berkualitas dalam jumlah yang cukup, dan tersedia tepat waktu sesuai kebutuhan.
"Harapannya, pembangunan KBS ini menjadi penyedia materi genetik yang unggul, sebagai antisipasi apabila suatu saat di alam sudah habis kita sudah memiliki tanaman aslinya di Lokasi Pengembangan Sumber Benih Kemampo, yang terletak di wilayah kerja UPTD KPH Wilayah III Kab. Banyuasin Prov. Sumatera Selatan. Karena itulah ketiga jenis unggulan sumatera selatan ini harus kami selamatkan dan pelihara dengan baik sebelum punah," imbuh Nelsi.
Sementara itu, Kepala Seksi Sumber Benih dan Sumber Daya Genetik BPTH Wil.I, Riand Arlanda mengatakan, tiga jenis tanaman asli itu ditanam di dalam Hutan Produksi (HP) Kemampo, yang dikelola oleh BPTH Wilayah I.
"Luas area pengembangan sumber benih dan sumber daya genetik sekitar 125 hektar merupakan Hutan Produksi Kemampo yang kami jaga, berbagai jenis tanaman sebagai upaya penyelamatan jenis telah kami bangun di lokasi tesebut antara lain KBS Bambang lanang, KBS Pulai, KBS Jabon, KBS Mahoni, KBS Kayu bawang, KBS Belangeran, KBS Tembesu, KBS Sengon dll. Tentunya kawasan ini tidak bisa diganggu orang lain karena merupakan kawasan hutan," ujar Riand.
Riand mengatakan, materi genetik yang berhasil dikembangkan pada saatnya nanti setelah menghasilkan buah/benih dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan benih dan bibit masyarakat melalui Persemaian Permanen yang dikelola UPT lingkup PDASHL di seluruh Indonesia.
Kepala Seksi Sumber Benih dan Sumber Daya Genetik BPTH Wil.I, Riand Arlanda
"Pohon-pohon dengan fenotipa terbaik kami kumpulkan benihnya untuk selanjutnya ditanam di lokasi pengembangan sumber benih kemampo ini dengan harapan akan terjadi perkawinan silang yang bisa meningkatkan kualitas genetik dari benih yang akan dihasilkan nantinya untuk memenuhi kebutuhan benih dan bibit berkualitas " paparnya.
Pada kesempatan yang sama, Yudi Harisman, penanggung jawab lokasi Pengembangan Sumber Benih Kemampo mengatakan tiga jenis tanaman ini adalah primadona di kalangan masyarakat Sumatera Selatan.
Yudi Harisman, penanggung jawab lokasi Pengembangan Sumber Benih Kemampo
Karena itu, benih berkualitas dari tiga tanaman itu harus diselamatkan melalui Pembangunan Kebun Benih Semai dan mendapat perhatian penuh dari BPTH Wilayah I .
"Selama ini masyarakat masih menggunakan benih dan bibit Bambang lanang dari kelas rendah atau tegakan asalan. Karena itu melalui kami berupaya membangun KBS Bambang lanang di Kemampo ini agar nantinya dapat menghasilkan benih dan bibit berkualitas. Dalam pembangunannya kami menggunakan benih2 yang berasal dari pohon induk atau famili terbaik, ada 27 famili yang kami kembangkan," tutur Yudi.
Yudi menjelaskan BPTH Wilayah I Pembangunan KBS Bambang Lanang dilaksanakan 2013 lalu di HP Kemampo, KPHL Banyuasin Kabupaten Banyuasin seluas 2 Ha.
"Setelah umur 8 tahun diharapkan Bambang Lanang ini sudah dapat berbunga/berbuah dan akan menghasilkan benih berkualitas. Sekarang baru tahun ke lima," katanya.
Sedangkan, pengembangan KBS Jabon dan Pulai sudah dilakukan lebih dulu yaitu tahun 2012. Luasnya masing-masing 2 hektar juga berada di kawasan KPHL yang sama.
"Tiga KBS ini selain untuk produksi benih juga berfungsi untuk konservasi atau penyelamatan jenis dari kepunahan. Kami jaga dan lihat perkembangannya setiap saat karena setiap pohon kami nomori dan beri tanda. Kami desain khusus karena ini adalah benih-benih terbaik yang harus dijaga di Provinsi Sumsel ini," tegasnya.
Yudi juga mengapresiasi masyarakat sekitar wilayah Hutan Produksi Kemampo yang selama ini mendukung kinerja BPTH Wilayah I untuk menjaga kelestarian tiga jenis tanaman asli tersebut.
" Ada tiga orang petugas yang menjaga 125 hektar area ini pagi, siang, dan malam. Masyarakat juga turut menjaga dan membantu kami dalam melakukan kegiatan, penyiapan lahan, penanama , dan pemeliharaan tanaman. Jadi kami juga sangat terbantu oleh masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi. Sama-sama menjaga tanaman asli Sumsel yang paling diminati ini," pungkas Yudi. (flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tingkatkan Kepemimpinan dan Wirausaha Demi Sukseskan KPH
Redaktur & Reporter : Natalia