jpnn.com - SURABAYA–Tiga tiga kebun binatang dari Eropa yang mengajukan hibah satwa dari Kebun Binatang Surabaya (KBS). Ini sekaligus menjawab persoalan over populasi satwa di kebun binatang tersebut.
Negara Eropa yang sudah menyurati dan berkomunikasi dengan KBS terdiri dari dua kebun binatang dari United Kingdom (Inggris), dan satu kebun binatang dari Jerman. Satwa yang diincar untuk dihibahkan dari KBS adalah komodo dan jurik bali.
BACA JUGA: ââ¬ËJangan Heran Jika Wakil Rakyat Punya Mobil Mewah di Siniââ¬â¢
Pelaksana Tugas Dirut Perusahaan Daerah Taman Satwa (PDTS) KBS Aschta Boestani Tajudin mengatakan, ketiganya memang sudah berkomunikasi intens dengan KBS.
“Komodo dan jurik bali yang mereka incar. Wajar ya, sebab komodo itu kan memiliki nilai yang sangat tinggi, dan memang di negara lain tidak ada,” ujar Aschta.
BACA JUGA: Nenek Ngaku tak Sengaja Bakar Lahan, TNI Datang
Pihak KBS sangat menyambut positif adanya penjajakan yang diajukan oleh tiga kebun binatang tersebut. Sebab, dua jenis satwa tersebut memang di KBS sudah over populasi alias jumlahnya sudah membeludak dan melebihi kapastitas kandang.
Total di KBS, saat ini ada 70 ekor komodo. Sedangkan kebutuhan idealnya untuk memenuhi fungsi display dan edukasi hanya dibutuhkan 30 ekor saja. Begitu juga dengan jurik bali. Di KBS saat ini sudah ada 170 ekor, dari jumlah ideal yang hanya sekitar 10 hingga 15 ekor saja.
BACA JUGA: Kisah Donjuan, Dokter Gigi yang Suka Curi Barang
“Sekarang ini bahkan yang dari UK, sudah konsultasi tentang bagaimana kandang yang ideal untuk komodo. Dan kami mengajukan desainnya yang tentunya nanti akan dibuatkan seperti yang kami syaratkan,” kata Aschta.
Wanita yang juga menjabat sebagai direktur Operasional PDTS KBS ini menyebutkan, untuk hibah dua kebun binatang dari luar negeri ini memang memungkinkan. Akan tetapi bentuknya adalah dalam bentuk breeding loan. Yaitu meminjamkan satwa ke kebun binatang yang dituju. Jadi dalam waktu tertentu satwa akan dikembalikan ke KBS.
“Begitu juga kalau nanti ada satwa kami yang beranak di sana, maka anaknya akan jadi milik kami, bukan milik kebun binatang sana,” jelas Aschta. Lalu kompensasinya untuk KBS bisa diberikan dalam bentuk pemberian pelatihan atau training memelihara satwa, atau dalam bentuk yang lain.
Meski perencanaan sudah cukup matang, akan tetapi menurut Aschta masih ada kendala dari KBS. Yang utama yaitu soal masalah akreditasi. Pasalnya, saat ini akreditasi PDTS KBS masih di posisi terendah, yaitu D. Oleh sebab itu, tahun ini KBS sedang mengebut reakreditasi agar status akreditasi bisa meningkat.
“Doakan bisa naik dulu ya akreditasi KBS, kemungkinan akan ada peninjuan akreditasi pada sekitar bulan Oktober atau November, kami menargetkan bisa naik ke B lah,” kata Aschta.(ima/no/flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ssstt... Oknum Pejabat Daerah Ini Juga Disebut Terima Upeti dari Reklamasi
Redaktur : Tim Redaksi