Kisah Donjuan, Dokter Gigi yang Suka Curi Barang

Kamis, 14 April 2016 – 07:08 WIB
Ilustrasi. Foto: Radar Surabaya

jpnn.com - Dokter yang satu ini harus menelan kekecewaan. Dia adalah Donjuan, 46 yang kini harus menghadapi perceraian dengan istrinya, sebut saja, Karin, 43. Ini gara-gara Donjuan punya penyakit klepto. Meski berkali-kali ketahuan mencuri oleh keluarga dan pasiennya, dokter gigi yang membuka praktik di Mojokerto tetap terus berjuang mencuri barang-barang yang sudah dilihatnya.

“Apapun cara sudah kami lakukan untuk mengobati penyakit papa ini, tapi sampai sekarang hasilnya sia-sia. Malahan papa mau dimasukin penjara sama pasiennya,” ungkap Karin kepada pengacaranya di depan Pengadilan Agama, Jl Ketintang Madya, Rabu (13/4).

BACA JUGA: Ssstt... Oknum Pejabat Daerah Ini Juga Disebut Terima Upeti dari Reklamasi

Dengan menarik napas panjang-panjang, Karin benar-benar tampak kecewa dengan perilaku suaminya. Maklum, wanita yang juga berprofesi sebagai dokter umum ini hanya bisa pasrah dengan biduk rumah tangganya.

Selama 15 tahun membangun rumah tangga dengan Donjuan, Karin terlihat tertekan. Karena ya itu tadi, Karin selalu diikutkan masalah suaminya yang terkena kasus sama: mencuri.

BACA JUGA: Bandara Samarinda Baru Terancam Kesulitan Air

“Sampai-sampai keluarga besarku bilang, dokter sugih kok nyolongan,” ucapnya.

Karin mengakui sejak pacaran sudah mengetahui jika suaminya itu memiliki penyakit kleptomania. Setiap kali jalan-jalan atau kongkow bareng Donjuan, selalu ada orang di sekitar kehilangan barang, seperti dompet, hanphone, laptop bahkan barang terkecil seperti charger.

BACA JUGA: Mantap, BC Gagalkan Penyelundupan 14 Ton Pasir ke Singapura

Kala itu warga asal Gunungsari Surabaya ini tidak mempercayai jika Donjuan yang melakukan pencurian tersebut. Sebab, Donjuan memang berasal dari keluarga terpandang dan kaya raya.  Tapi, tak dipungkiri pula berkali-kali keluar dengan Donjuan selalu ada satpam dan polisi yang menyita barang-barang yang dibawanya.

“Suami saya pintar berkelit, dan pastinya Donjuan punya pengacara keluarga jadi selalu lolos ketika kena polisi dan satpam,” ungkapnya.

Tak hanya di jalan,  saat ada acara keluarga, di mana ada Donjuan selalu ada barang hilang. Ada beberapa keponakan Karin yang mengaku jika yang mengembat barangnya adalah Donjuan. Tapi, pihak keluarga tak pernah percaya dengan ungkapan tersebut karena melihat tingkah dan wajah Donjuan yang kalem dan berwibawa. Akhirnya, Donjuan vs Karin pun menikah pada tahun 1999. “Sesudah menikah pun saya tidak pernah tahu sendiri suami saya mencuri. Cuma seringkali ada keluarga atau pasien yang sambat kalau barangnya hilang,” ungkap  ibu dua anak ini.

Jika ada laporan kehilangan, Karin pun langsung melacak barang-barang di baju, tas atau kamarnya. Tujuannya, mencari barang-barang yang dicuri oleh Donjuan. Namun, selama itu pula Karin tak pernah melihat hasil curian Donjuan. Bahkan, saat Karin marah dan menanyakan soal kebenaran tuduhan kepada suaminya itu, Donjuan malah pura-pura sibuk. Baik sibuk menelepon pasiennya, membaca buku, koran atau bermain dengan anak-anaknya. “Saya tidak ada bukti untuk marah dengan suami saya, ya saya diamkan saja,” ungkap Karin.

Puncak kemarahan Karin hingga membuatnya nekat mengajukan gugatan cerai di Pengadilan Agama, Jl Ketintang Madya ini terjadi saat anak keduanya dikucilkan oleh teman dan orang tua sekolahnya. Sebab, ada pasien yang mengaku dompetnya dicuri oleh Donjuan saat akan memeriksakan giginya. Hal ini membuat Karin frustasi karena anak keduanya yang masih berumur 8 tahun ini tidak mau sekolah lagi. Bahkan, minta pindah sekolah ke Surabaya ikut dengan orang tua Karin. Kebetulan Karin kerja di salah satu puskesmas di Surabaya. Karin bolak-balik Mojokerto–Surabaya mengikuti suaminya.

Karin pun akhirnya meminta Donjuan untuk jujur. Namun, Donjuan tetap bungkam. Donjuan tak lagi berkutik ketika Karin mengikutinya ke sebuah  perumahan di Krian.  Donjuan memang pernah beli rumah di kawasan itu untuk investasi. Nah, di rumah itu, Karin menemukan ribuan barang elektronik hasil curian Donjuan berserakan.  “Kayaknya urusannya sudah pidana. Saya nyeraikan suami saya takut dikira jaringan penadah,” ungkapnya.(*/no/flo/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bantah Menyuap, Bupati Ini Sebut Anggota DPRD Mengada-ada


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler