JAKARTA - Pemerintah memproyeksikan, kebutuhan impor BBM tahun depan bisa mencapai 50 persen dari seluruh konsumsi BBMSaat ini tercatat, dari sekitar 60 juta kiloliter (kl), 40 persennya dari impor
BACA JUGA: Juli, Konsumsi BBM Subsidi Tertinggi
Peningkatan dipicu oleh kebutuhan yang makin melonjak, tapi disisi lain produksi BBM tetapAnggota Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas (BPH Migas) Adi Subagyo menuturkan, konsumsi BBM paling tinggi masih didominasi oleh sektor transportasi yang mencapai 85 persen dan sisanya 15 persen untuk industri. "Secara statistik, setiap tahun naik 8-10 persen
BACA JUGA: Perlu Dibentuk Kementrian Baru Khusus Pangan
Konsumsi tahun depan kemungkinan naik 15 persen karena pertumbuhan kendaraan dan pertumbuhan ekonomiBACA JUGA: Manajemen 13 BUMN Dirombak
Konsumsi BBM nonsubsidi dan subsidi saat ini mencapai 60 juta klItu mencakup pasokan BBM untuk transportasi maupun industri"Kilang kita itu konstan, produksi tetap, sedangkan demand naik terusKalau demand naik, otomatis kekurangan ditutup dari imporJadi penambahan dari impor bisa tembus 50 persen," katanya
Pihaknya berharap, pemerintah bisa mengurangi subsidi BBM dan mengalihkannya untuk pembangunan infrastruktur pembangunan kilang, sehingga pasokan BBM bisa bertambah
Sementara itu, Dirjen Migas Kementerian ESDM, Evita H Legowo menyatakan, produksi minyak seharusnya ada penambahan dari kilang BalonganNamun, proyek itu kini molor dari rencana semula lantaran masih dibahas soal insentif, sehingga diperkirakan baru rampung pada 2015
Pembicaraan insentif itu diharapkan secepatnya selesai agar pembangunan kilang itu juga cepat kelar"Pembangunan kilang perlu waktu antara 3-4 tahunSekarang ini masih proses insentif tambahan dan persiapan lahanMungkin mundur tetapi saya harap bisa berjalan sebelum 2017," ungkap Evita(lum)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tak Hemat Energi, Jadi Catatan Khusus
Redaktur : Tim Redaksi