jpnn.com, PURWAKARTA - Nyawa manusia kembali melayang di Tol Cipularang Jalur Bandung–Jakarta, tepatnya di KM 91, pada Senin (2/9) kemarin. Dari data terakhir, delapan orang dikabarkan meninggal dunia dan belasan luka-luka, yang melibatkan sebanyak 20 kendaraan.
Berbagai pernyataan soal misteri kecelakaan pun diungkapkan oleh warga sekitar. “Iya sering terjadi kecelakaan, namun yang paling parah dan banyak menelan korban jiwa adalah kejadian ini (kemarin, red),” kata Dadan (40), salah seorang warga Kecamatan Sukatani, Purwakarta, Jawa Barat, Selasa (3/9).
BACA JUGA: Kecelakaan Tol Cipularang: Sopir Dump Truk Jalani Tes Urine
Dadan yang berdomisili tak jauh dari area Tol Cipularang mengatakan, jika telah terjadi kecelakaan warga sekitar enggan melintas atau mendekati lokasi kejadian. “Pasti takut saat malam hari apalagi banyak yang meninggal dunia,” katanya.
Tak hanya rawan kecelakaan, di lokasi tersebut kata Dadan, kontur tanahnya juga kerap mengalami pergeseran. “Ya bisa dilihat ada pekerja yang sedang memperbaiki jalan agar tidak amblas jalurnya,” katanya.
BACA JUGA: Polisi: CCTV di Lokasi Kecelakaan Maut Tol Cipularang Mati
Sebelumnya beredar isu, jika di KM 90–100 arah Jakarta-Bandung atau sebaliknya, serta di KM 96–97 menjadi titik poros gaib yang kerap mengganggu hingga meminta tumbal para pengguna jalan.
BACA JUGA: Polisi: CCTV di Lokasi Kecelakaan Maut Tol Cipularang Mati
BACA JUGA: Kecelakaan di Tol Cipularang, Mobil Terbakar dan Ringsek Bisa Dipertanggungkan ke Asuransi
Bukan tanpa alasan, di lokasi tersebut terdapat tempat yang dikeramatkan dan dipercaya masyarakat secara turun-temurun sebagai petilasan Eyang Prabu Siliwangi yang keberadaannya tepat di puncak sebuah bukit yang disebut Gunung Hejo di Kecamatan Darangdan.
Keangkeran dan aura mistis di tempat itu semakin terasa kental dengan sejumlah kecelakaan di luar nalar yang terjadi di sekitar lokasi petilasan Gunung Hejo tersebut. Namun hal tersebut ditepis oleh salah seorang tokoh masyarakat di Purwakarta.
“Siapa yang bilang sering terjadinya kecelakaan di tol ada kaitannya dengan keramat Gunung Hejo? Tidak ada seperti itu. Salah kaprah jika ada orang yang menyebut begitu. Itu mitos,” tegas Mustopa bin Ija Banten (94), atau akrab disapa Bah Kecrik yang merupakan salah satu tetua di tempat tersebut sekaligus pemelihara petilasan keramat Gununghejo, belum lama ini.
Petilasan keramat Gunung Hejo, diakui Bah Kecrik, sering menjadi tujuan para peziarah atau seseorang yang ingin bermeditasi dan berdoa kepada Allah SWT.
BACA JUGA: Kecelakaan di Tol Cipularang: 8 Orang Tewas
Biasanya, para peziarah datang ke tempat tersebut dengan melakukan zikir hingga melafalkan ayat suci Alquran dalam ritual ziarahnya.
“Jadi tidak mungkin ada hubungannya dengan gaib di petilasan, apalagi kaitannya dengan mengganggu orang lewat. Malah yang ada di petilasan tempat peziarah melakukan zikir,” ujarnya.
Sejumlah kecelakaan yang terjadi di lokasi tersebut, ditambahkan Bah kecrik, merupakan bagian dari takdir. “Kebetulan saja, pas takdirnya meninggal di tol dan tidak ada kaitannya dengan makhluk gaib,” pungkasnya. (rk/gan/pj/izo/rs)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Korban Tewas di Kecelakaan Tol Cipularang Tak Diketahui Identitasnya
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti