Kedekatan Erzaldi Rosman & Probowo Diharapkan jadi Angin Segar untuk Sektor Pertanian

Senin, 29 April 2024 – 17:23 WIB
Gubernur Bangka Belitung (2017-2022) Erzaldi Rosman dan Presiden terpilih Prabowo Subianto. Foto: source for jpnn

jpnn.com, JAKARTA - Sektor pertanian mulai menjadi penggerak utama ekonomi masyarakat Bangka Belitung sejak menyusutnya sumberdaya alam timah yang tidak dapat diperbarui.

Petani lada yang berpaling ke timah dan berkebun sawit bersamaan dengan rendahnya harga lada putih, diharapkan kembali menekuni perkebunan lada. 

BACA JUGA: Longsor Terjang Jalan Poros Maros-Bone Tompo Ladang, Pengendara Diminta Gunakan Jalur Alternatif

Gubernur Bangka Belitung (2017-2022) Erzaldi Rosman mengatakan lada merupakan salah satu komoditas unggulan di wilayahnya.

Bangka Belitung (babel) menjadi salah satu provinsi penghasil lada terbesar disusul Lampung, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Papua, Nusa Tenggara Barat, Maluku Utara, dan Yogyakarta. 

BACA JUGA: BNN Bergerak, Pemilik Ladang Ganja 4 Hektare di Aceh Besar Siap-Siap Saja

Potensi lada babel tidak hanya kuantitas tetapi kualitas lada Babel atau Muntok White Pepper yang telah lama mendunia.

Meski kini tidak lagi menjabat sebagai Gubernur Provinsi Bangka Belitung, tetapi Ketua DPD Partai Gerindra Provinsi Bangka Belitung terus menyuarakan pertanian khas Babel.

"Saya juga sudah menyampaikan pesan kepada Pak Prabowo waktu Rapimnas, bahwa masyarakat Babel mengundang beliau datang. Alim ulama, tokoh adat, mengundang beliau untuk hadir" kata Erzaldi dikutip, Senin (29/4).

Kedekatan khusus antara Erzaldi Rosman dan Prabowo Subianto diharapkan mampu mempercepat naiknya Nilai Tukar Petani (NTP) di Indonesia. 

Erzaldi diharapkan memberikan kontribusi di pertanian nasional agar resep suksesnya di Muntok White Pepper mulai tahap produksi, distribusi hingga pemasaran internasional.

Sabagai informasi pada 1930-an mengalami masa kejayaan tetapi setelah Perang Dunia II, hasil lada Bangka berangsur surut dan hanya tersisa 0,5 persen dibanding masa kejayaan yang mencapai 20 juta pohon. 

Pada 1974-1976 pemerintah mengambil kebijakan intensifikasi lada dan pada 1980-an kembali mencapai masa kejayaan sebelum akhirnya kembali surut.

Cita rasa yang khas dari lada putih Bangka atau disebut Muntok White Pepper memiliki daya saing tinggi di pasar lada dunia.

Lada putih Babel memiliki piperin (tingkat kepedasan) yang tinggi, yaitu lima sampai tujuy persen, dan aroma minyak atsiri yang tajam. Nama muntok digunakan karena seluruh ekspor di Bangka dahulu dikapalkan melalui Pelabuhan Muntok.

Lada di Babel sebagian besar berasal dari lima varietas lada, yaitu Lampung Daun Lebar (LDL), Lampung Daun Kecil (LDK), Chunuk, Merapin, dan Jambi. Ada juga varietas unggul dari pemerintah, yaitu Petaling 1, Petaling 2, Natar 2, dan Bengkayang. Meskipun harga lada terbilang tinggi, perluasan kebun lada di Babel melambat. Kendala dalam proses produksi adalah biaya jika menggunakan tiang panjat hidup ,cara petani dalam teknik budi daya, berkurangnya jumlah petani, dan lain-lain.(mcr10/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Lada   Prabowo   Pasar   babel  

Terpopuler