Kedubes Israel Diserang, Tiga Tewas

Dubes Diungsikan, Mesir Kondisi Siaga

Minggu, 11 September 2011 – 03:29 WIB

KAIRO - Krisis keamanan belum berlalu dari MesirUnjuk rasa besar-besaran menuntut percepatan reformasi pada Jumat sore lalu (9/9) berakhir rusuh

BACA JUGA: Sembilan Negara Ramaikan Terjun Payung

Ratusan orang menyerang dan menghancurkan Kedutaan Besar (Kedubes) Israel di Kairo


Kerusuhan berlanjut hingga tengah malam

BACA JUGA: Kadhafi Jadi Buruan 188 Negara

Massa juga membakar mobil dan sejumlah benda serta bangunan di sekitar Kedubes Israel
Menyikapi insiden itu, kemarin (10/9) Dubes Israel Yitzhak Levanon meninggalkan Mesir

BACA JUGA: Fokus 2 Sistem, Cegah Tragedi 9/11 Terulang

Sepeninggal Levanon, hanya tersisa satu diplomat esensial di kantor Kedubes Israel di Kairo

Tiga orang tewas dalam bentrok antara demonstran dan aparat keamanan saat kerusuhan tersebutKementerian Dalam Negeri menyatakan bahwa 450 demonstran terlukaMedia pemerintah melaporkan 46 polisi juga terluka

Perdana Menteri (PM) Mesir Essam Sharaf langsung menggelar rapat kabinet darurat pagi hari kemarin untuk membahas krisis yang terjadiKairo pun menyatakan negara dalam kondisi siaga.

"Aksi itu merupakan puncak kemarahan dan frustrasi kaum muda Mesir terhadap IsraelKhususnya, yang terkait serangan di perbatasan kedua negara yang menewaskan lima penjaga (tentara) belum lama ini," terang Nabil Abdel Fattah, pengamat politik senior MesirMeskipun berpihak pada demonstran yang menyuarakan kritik terhadap Israel, sebagian pakar politik Mesir mengecam serangan itu.

Hamdeen Sabahy, salah seorang politikus dan kandidat presiden Mesir, mengimbau militer bertindak secara tegas"Sudah saatnya militer Mesir melakukan tindakan nyata untuk mengakomodasi kemarahan warga terhadap IsraelDengan begitu, warga Mesir tak perlu melakukan tindakan kasar seperti ini," ujarnyaDia menilai bahwa tindak kekerasan hanya akan memperburuk citra Mesir. 

Serangan atas kantor Kedubes Israel pada Jumat lalu itu menjadi puncak ketegangan hubungan di antara dua negaraBulan lalu, lima penjaga perbatasan Mesir tewas di tangan pasukan Israel yang konon sedang memburu militanKairo pun melayangkan protes ke Tel AvivHubungan Mesir dan Israel langsung memanasWarga yang tak terima dengan insiden tersebut menggelar aksi protes di Kedubes Israel

Bulan lalu, seorang demonstran memanjat tiang bendera di depan kantor Kedubes IsraelDia lantas menurunkan bendera Israel yang sedang berkibar dan mengganti dengan bendera MesirAksi itu kian meningkatkan ketegangan dua negaraPemerintah Mesir pun terpaksa mendirikan tembok permanen di sekeliling Kedubes Israel untuk mencegah aksi serupa

Tetapi, Jumat lalu tembok berhiaskan slogan anti-Israel tersebut menjadi fokus seranganRatusan massa memanjat tembok itu dan kemudian merobohkannya"Kini, kami telah mendapatkan kembali martabat kami," ujar Mohi Alaa, 24, salah seorang demonstran dalam unjuk rasa di Kedubes IsraelDengan runtuhnya tembok pelindung itu, tambah dia, Mesir telah kembali sejajar dengan Israel

Kemarin Presiden AS Barack Obama pun angkat suara terkait insiden tersebutObama mengimbau supaya Mesir menghormati kesepakatan internasional soal misi diplomatik asing"(Pemerintah) Mesir wajib melindungi kantor perwakilan Israel di sana," seru ObamaDia berjanji kepada PM Israel Benjamin Netanyahu untuk segera menyelesaikan krisis politik yang melanda dua negara tersebut

Kecaman terhadap Mesir juga datang dari Bahrain yang selama ini seperti kebanyakan negara Arab selalu bersikap kritis kepada Israel"Dengan tidak melindungi Kedubes Israel di Kairo itu berarti (Mesir) telah melanggar Konvensi Wina 1961 tentang hubungan diplomatik," ujar Menteri Luar Negeri Bahrain Sheikh Khaled bin Ahmad al-KhalifaMesir merupakan satu dari dua saja negara Arab yang memiliki hubungan diplomatik dengan IsraelSatunya lagi adalah JordaniaTapi, seiring tingginya tekanan publik, bukan tak mungkin, Mesir bakal segera memutuskan relasi bilateral ini.

Kalau itu benar terjadi, posisi Israel jelas bakal makin terpojokSebab, hubungan mereka dengan Turki juga tengah panas-panasnyaIstanbul sudah mengusir duta besar Tel Aviv dan memutuskan kerja sama militer dan perdaganganItu menyusul penolakan Israel meminta maaf atas tewasnya sembilan warga Turki karena serangan pasukan khusus Angkutan Laut Israel terhadap rombongan Freedom Flotilla pada 31 Mei 2010.

Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan sudah mengancam akan mengirimkan kapal perang untuk mengawal kapal-kapal sipil Turki yang hendak menuju Jalur Gaza yang diblokade wilayah daratnya oleh IsraelAncaman itu dibalas gertakan dari Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang menyatakan kalau Israel bakal melakukan apa saja untuk mempertahankan diri"Kami akan menahan diriKami meminta Turki juga melakukan hal yang sama," kata Netanyahu.       

Kerusuhan kemarin merupakan yang terburuk sejak Israel mulai mendirikan kedutaan di Mesir pada 1979Banyak pihak di Israel meyakini, Dewan Militer yang berkuasa di Mesir sejak sepeninggal Hosni Mubarak dan dikepalai Hussein Tantawi tak akan mampu mengendalikan situasi di Negeri Pharaoh tersebut

"Ini adalah situasi anarkis totalDewan Militer itu berjarak dari anak-anak muda MesirTak ada seorang pun dari Dewan Militer yang bisa berkata kepada rakyat Mesir, "cukup sudah, hentikan semua ini, kita punya masalah besarKita harus memulihkan perekonomian"," ujar Zvi Mazel, mantan dubes Israel untuk Mesir.

Di era Mubarak, Mesir menjadi tembok pelindung kukuh bagi IsraelMereka menutup perbatasan dengan Jalur Gaza yang memaksa warga wilayah yang dikuasai Hamas itu untuk membuat terowongan guna menyelundupkan berbagai kebutuhan hidup

Atas kebijakannya itu, rezim Mubarak mendapat kompensasi berupa bantuan perekonomian dalam jumlah besar dari Amerika Serikat, negeri "induk" IsraelTapi, bantuan tersebut kebanyakan dibuat bancakan Mubarak dan kroni-kroninya(AFP/AP/RTR/BBC/hep/dwi)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Diduga Rencanakan Pengeboman, Dua Pria Ditangkap


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler