jpnn.com - JAKARTA – Kehadiran rtis dalam tim pemenangan pasangan calon gubernur-wakil gubernur DKI Jakarta, bukan menjadi penentu utama kemenangan.
Direktur Eksekutif SMRC (Saiful Mujani and Consulting) Djayadi Hanan mengatakan, hanya selebriti karismatis yang efektif membantu paslon memperkenalkan diri ke masyarakat.
BACA JUGA: Ahok Ogah Tebar Janji di Depan Gadis Ahok
”Ampuh tidaknya bergantung figurnya siapa,” katanya kepada Jawa Pos kemarin.
Djayadi mengatakan, selama ini belum ada selebriti yang memberikan kontribusi 100 persen dalam membantu paslon memperkenalkan diri ke konstituen. Mereka cenderung berperan sebagai pemanis.
BACA JUGA: Ahok: Masa Kampanye Saya Sudah Lewat
”Artis yang direkrut harus punya pengikut banyak, mereka bisa jadi buzzer,” terangnya.
Penjabaran visi-misi yang disampaikan buzzer akan lebih didengarkan fans mereka.
BACA JUGA: Remaja dan Perempuan, Pemilih Galau yang Bisa Menentukan Kemenangan
Paslon, terutama di pilkada kota-kota besar, disarankan menggandeng kalangan pelaku hiburan yang memiliki kemauan berpolitik.
Yakni, artis yang tidak mau dibayar saat memberikan dukungan kepada paslon tertentu.
Dengan begitu, tidak akan muncul stigma artis sebagai alat kampanye saja. ”Jangan artis kontroversial yang direkrut,” kata Djayadi.
Pengamat politik Sri Budi Eko Wardani mengungkapkan, public figure yang berperan di belakang kampanye pilkada tidak berpengaruh secara langsung untuk meningkatkan jumlah suara.
”Namun, itu strategi tertentu untuk dapat memikat masyarakat,” kata Sri saat dihubungi melalui sambungan telepon kemarin.
Dosen ilmu politik di Universitas Indonesia (UI) itu mengatakan, juru bicara yang dipilih bertujuan menjadi penyambung lidah ke segmen tertentu.
Misalnya, anak muda, sosial media, dan lingkungan tertentu.
”Yang seperti ini sudah biasa dan hal itu sebenarnya lebih untuk menginformasikan,” ujarnya. (tyo/glo/c10/ca)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jelang Pilgub DKI, Kapolri Pimpinââ¬Å½ Rapat Koordinasi di Mapolda Metro
Redaktur : Tim Redaksi