Kehadiran masjid di Australia hendaknya jangan dilihat sebagai ancaman, demikian yang mengemuka dalam kegiatan National Mosque Open Day yang diselenggaran Asosiasi Muslim Lebanon, Sabtu (31/10/2015).

Kegiatan ini sudah memasuki tahun kedua penyelenggaraannya, dan bertujuan menepis kesalahpahaman masyarakat Australia mengenai agama Islam dan kehadiran masjid di negar itu.

BACA JUGA: Australia Hapus Lagi Pemberian Gelar Sir dan Dame

Di antara masjid yang turut ambil bagian adalah Masjid Virgin Mary di daerah Hoppers Crossing di luar Kota Melbourne.

"Kami menyambut semua orang yang meragukan apa yang kami lakukan di masjid ini untuk datang dan melihat sendiri," kata Nawas Saleem, salah seorang pengurus masjid tersebut.

BACA JUGA: Universitas Flinders Australia Gelar Konser Gamelan Akhir Semester

Dia mengatakan tidak ada yang perku disembunyikan dari masyarakat luas mengenai seluruh kegiatan di masjid ini.

"Masjid adalah rumah ibadah yang terbuka. Hanya ada satu ruangan dengan kitab-kitab di tempatnya. Tidak ada ruang tersembunyi sama sekali," jelasnya.

BACA JUGA: Tim Ilmuwan Internasional Rilis Video Pertama Ikan Paus Omura di Alam Liar


Jamaah Masjid Virgin Mary di Hoppers Crossing di luar Kota Melbourne. (ABC/Clare Rawlinson)

 

Adapun nama dan lokasi masjid ini, yang berada tepat di seberang gereja, memang disengaja, dengan maksud membangun jembatan saling pengertian antara kedua agama.

Bagi jamaah yang biasa datang seperti Ismail Baig, masjid ini adalah sarana beribadah, belajar dan kegiatan komunitas. Hal yang lumrah bagi semua rumah ibadah agama manapun.

"Menurut saya, masjid adalah hal terpenting bagi setiap muslim," kata Ismail.

"Sama saja dengan kuil, gereja atau sinagog bagi pemeluk agam lainnya," katanya.

Nawas Saleem menambahkan, dia terpaksa membela keyakinannya setiap kali menghadapi sorotan dan kecaman publik  terhadap agama Islam.

"Kami mengalaminya sejak kejadian serangan 9/11," katanya.

"Umat Islam di negara ini hanya 3 persen dari populasi, artinya ada 97 persen yang non-Muslim. Jadi tanggung jawab kami sangat besar untuk mengajarkan Islam kepada orang lain," jelasnya.

Dia mengakui selain ketegangan, ada pula sejumlah hal yang menggembirakan hati.

Saat ada demo anti masjid di Kota Bendigo, Nawas menonton dari TV dan melihat besarnya jumlah peserta demo tandingan yang mendukung kehadiran masjid.


Pengurus Masjid Virgin Mary, Rahat Dewan dan Nawas Saleem. (ABC/Clare Rawlinson)
 
 

Ismail Baig mengatakan, kehadiran masjid di Australia hendaknya tidak dilihat sebagai ancaman.

"Saya yakin kehadirannya tidak akan membawa dampak buruk bagi masyarakat," katanya.

Menurut dia, justru ada kemungkinan terjadinya radikalisasi bagi anak muda yang tidak merasa menjadi bagian dari suatu tempat beribadah untuk menjalankan ajaran agamanya.

"Jika ada masjid, anda bisa beribadah dan tumbuh, belajar dan berkontribusi kepada masyarakat," katanya.
 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Penerbangan Amal Bergaya 70-an Qantas Sukses Kantongi Dana Bantuan Sekitar Rp1 Miliar

Berita Terkait