jpnn.com - SEJUMLAH pihak mempertanyakan perkara dugaan korupsi Bank Jabar-Banten yang sedang ditangani Kejaksaan Agung. Salah satunya datang dari Front Mahasiswa Nusantara (Fromnas). Mereka menilai sampai saat ini belum ada menemui titik terang tentang penyelesaian kasus itu.
"Sekalipun sudah jelas adanya dugaan tindak pidana korupsi di tubuh Bank BJB terkait dengan pengadaan gedung T-Tower di Jakarta, tapi belum ada titik terang," kata Koordinator Fromnas Muhammad Rozi, Kamis (5/12). Menurutnya, kondisi ini menimbulkan presepsi-presepsi negatif terkait dengan penanganan perkara yang lama dan terkesan menciderai rasa keadilan dan kepastian hukum. Hal tersebut terlihat dengan adanya diskriminasi dalam penetapan tersangka oleh Kejaksaan Agung.
BACA JUGA: PKS Berharap Luthfi Bisa Bebas
"Kemana pihak-pihak lainnya yang secara jelas terlibat dalam pengadaan Gedung T-Tower tersebut, mengingat besarnya nilai korupsi ini tidak mungkin dilakukan oleh satu orang yang dapat memutus dan mengambil kebijakan dengan nilai ratusan miliar tanpa adanya keterlibatan dari pihak yang berwenang, yaitu khsususnya Direksi BJB," kata dia.
Fromnas berharap KPK segera dapat mengambil tindakan supervisi dalam penanganan perkara ini. Mereka menganggap Kejagung selaku penyidik tidak totalitas dan terkesan memilah-milah pihak-pihak yang diduga terlibat dalam proses pencairan keuangan Bank BJB dalam pengadaan Gedung T-Tower tersebut.
BACA JUGA: Mesin Parpol Mulai Panas, Polri Berharap Terkendali
"Kami menilai selama pemantauan kasus ini pihak Kejagung belum memberikan hasil yang memuaskan dalam penegakan hukum atas perkara ini karena hanya melibatkan pihak-pihak yang kecil saja tapa menyentuh pihak yang andil penuh dalam memberikan kebijakan pengadaan gedung T-Tower," kata Rozi.
Selain itu Fromnas mendesak agar Bank Indonesia mengambil langkah-langkah pengawasan dan penertiban kepada BJB. Langkah itu di antaranya, mengaudiit BJB, pemberian sanksi pada pihak eksekutif dan direksi BJB, tidak hanya menyentuh level bawah saja padahal kesalahan ada pada Direksi dan lainnya. "Jangan sampai kedekatan Dirut BJB dengan Gubernur BI menyebabkan bank sentral tidak objektif," tambah Rozi. (fuz/jpnn)
BACA JUGA: Wujudkan Mimpi di Muara Ujung
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bulan Bintang Berkibar di Meureu
Redaktur : Tim Redaksi