jpnn.com - JAKARTA – Mantan Sekretaris Utama (Sestama) Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Syahrial Loetan mengatakan Indonesia punya peluang meraih prospek ekonomi positif pada 2014 mendatang. Namun, syaratnya Indonesia bisa mengatasi empat sektor yang selama ini menghambat laju perekonomian.
Menurut Syahrial hambatan pertama adalah lemahnya implementasi kebijakan sehingga upaya memperkecil transaksi berjalan menjadi sulit karena impor cukup tinggi dan ekspor melemah. Sementara itu, upaya perbaikan struktural di dalam negeri tidak kunjung tuntas.
BACA JUGA: Ritel Modern Wajib Jual 80 Persen Lokal
"Contoh, dalam konsep diversifikasi energi yang sudah lama diwacanakan, nyatanya tidak konsistensi dalam implementasi kebijakan hingga berdampak pada tingginya subsidi BBM dalam APBN," kata Syahrial di Jakarta, Sabtu (21/12).
Hambatan kedua adalah struktur industri manufaktur yang tidak lengkap dari hulu ke hilir. Akibatnya, kata dia, pemerintah kesulitan meningkatkan kapasitas nasional sesuai dengan laju permintaan.
BACA JUGA: Daging Tembus Rp 97 Ribu, Cabai Rp 30 Ribu
"Struktur industri kita yang masih dangkal masih menyimpan sejumlah masalah yang cukup serius jika ke depan tidak segera diperbaiki," jelasnya.
Yang ketiga adalah banyaknya kelemahan di dalam perencanaan program maupun implementasi APBN untuk kementerian dan lembaga negara serta pemerintah daerah. "Banyak anggaran pemerintah yang sudah dialokasikan kepada belanja modal, tak dapat di serap secara maksimal, sehingga dampak multiplier-nya menjadi tertunda," tegas dia.
BACA JUGA: KAI Manfaatkan Libur Natal Dan Tahun Baru
Hambatan keempat adalah sinyal pemerintah yang akan mengerem sedikit laju pertumbuhan ekonomi pada 2014, namun targetnya lebih tinggi dari tahun 2013. Menurutnya, kebijakan itu membingungkan.
Syahrial menambahkan, kegiatan Pemilu 2014 akan menyebabkan banyaknya dana yang menyebar di rumah tangga, sehingga pertumbuhan konsumsi rumah tangga masih tetap tinggi. "Semakin banyaknya kelompok muda dengan pendapatan yang lumayan tinggi akan tetap berbelanja dengan uang yang mereka punyai. Naiknya kebutuhan akan belanja rumah dan transportasi akan menambah jumlah uang yang dibelanjakan dari kaum menengah yang rata-rata berusia muda," jelasnya.(fas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Industri Rokok Optimalkan SKM
Redaktur : Tim Redaksi