jpnn.com, JAKARTA - Konflik antara aparat dengan warga di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah terus menuai sorotan publik.
Sejumlah kalangan mengecam konflik tersebut tidak terkecuali elemen mahasiswa.
BACA JUGA: Polda Jateng Bantah Kabar Polisi Menahan Warga Desa Wadas
Ketua Bidang Hukum dan HAM PB HMI Yefri Febriansah menilai tindakan aparat yang mengepung Desa Wadas dengan senjata lengkap tidak bisa dibenarkan.
Menurutnya, warga Desa Wadas tidak pantas mendapatkan perlakuan seperti itu karena pada dasarnya masyarakat hanya ingin melindungi apa yang menjadi hak mereka.
BACA JUGA: Ganjar Minta Maaf Setelah Kejadian di Desa Wadas, Begini Respons PSI
“Aparat sangat berlebihan, menghadapi rakyat. Yang mereka jaga bukan hanya sekedar tanah tapi masa depan mereka dan masa depan anak cucunya. Kami minta aparat berhenti bertindak represif terhadap rakyat,” ujarnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Bidang Perundang-undangan dan Advokasi Kebijakan DPP GMNI Dody Nugraha mempertanyakan pihak pemegang kepentingan di Desa Wadas sehingga sampai harus melibatkan aparat dalam jumlah besar untuk pengamanan.
BACA JUGA: Ganjar Datang ke Wadas dengan Tangan Terbalut Perban, Banyak Polwan, Warga Semringah
“Cara-cara represif kepada rakyat seperti itu masih dipertontonkan dengan keangkuhan. Sebenarnya pembangunan ini untuk siapa? Padahal bumi, air, dan kekayaan yang terkandung di dalamnya seharusnya dan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat,” ujarnya. (flo/jpnn)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
Redaktur & Reporter : Natalia