Kekecewaan Upik 'Profesor Bom' Lawanga ketika JI Setop Perakitan Senjata

Sabtu, 19 Desember 2020 – 14:18 WIB
Taufik Bulaga alias Upik Lawanga. Foto: tangkapan layar video Divisi Humas Polri

jpnn.com, JAKARTA - Taufik Bulaga alias Upik Lawanga yang kini menjadi tahanan kasus terorisme mengungkapkan bahwa Jemaah Islamiyah (JI) memutuskan menghentikan perakitan bom dan senjata pada 2016.

Pria berjuluk Profesor Bom itu menuturkan, JI yang bercita-cita mendirikan Daulah Islamiyah justru menempuh jalur dakwah.

BACA JUGA: Pengakuan Profesor Bom Tangkapan Densus 88 di Lampung: Ada Kata Haram

"Itu 2016, disuruh tutup bagian persenjataan. Yang berbau militer disuruh hentikan," ujar Upik dalam video Divisi Humas Polri yang dikutip JPNN.Com, Sabtu (19/12).

Keputusan itu membuat Upik kecewa. Sebab, sosok yang disebut-sebut sebagai penerus Dr Azahari itu punya keterampilan merakit bom dan senjata.

BACA JUGA: Brigjen Awi: JI Masih Bertahan dan Memiliki Kekuatan Militer

"Terus terang, karena aku yang punya ilmu di situ, punya kemauan, terus pengin beramal membuat senjata, aku sangat kecewa aslinya," tutur Upik.

Lebih jauh Upik menjelaskan soal transformasi signifikan di tubuh JI. Menurutnya, semula JI  diisi banyak ustaz yang cenderung ekstrem.

BACA JUGA: Awas, Teroris Himpun Dana Lewat Kotak Amal di Minimarket

"Dari berbagai macam aliran masuk ke situ yang agak ekstrem pikirannya, jadi ngebom sana ngebom sini," tuturnya.

Namun, berbagai teror itu justru merugikan umat Islam. "Maksudnya ada yang ditangkap, ada orang Islam yang mati, seperti itu," imbuh dia.

Oleh karena itu JI mengubah strategi. "Lebih banyak berdakwah dan melihat kondisi di lapangan," ucapnya.

Selain itu, Upik dalam video tersebut juga menceritakan sosok Budi Handuk. Pria yang terlibat dalam berbagai aksi teror di Tanah Air itu mengaku memperoleh pesanan pembuatan senjata rakitan dari nama tersebut.

"Itu (pesanan, red) sudah bukan dari pusat, tetapi perseorangan, yang namanya Budi Handuk," katanya.(mcr3/jpnn)



Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?


Redaktur & Reporter : Fransiskus Adryanto Pratama

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler