jpnn.com - JAKARTA - Kasus kekerasan terhadap anak paling tinggi terjadi di Jakarta. Berdasarkan catatan Komnas Perlindungan Anak sebanyak 667 kasus kekerasan terjadi di DKI selama 2015.
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama tidak membantah hal itu. Menurut Ahok, sapaan Basuki, kekerasan terhadap anak paling tinggi terjadi di Jakarta karena cakupan wilayah yang luas.
BACA JUGA: Pelaggan Kopaja AC Baca Ini! Ada Kabar Baik
"Ya karena Jakarta terlalu besar, gang sempit terlalu banyak," kata Ahok di Rusun Pulogebang, Cakung, Jakarta Timur, Rabu (23/12).
Untuk mengatasi meningkatnya kasus kekerasan terhadap anak, Pemerintah Provinsi DKI membuat Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA). RPTRA bisa dijadikan sarana untuk saling memperhatikan satu sama lain.
BACA JUGA: Ahok Tidak Masalah Dikafirkan Warga DKI
"Makanya kami mau bangun banyak RPTRA supaya anak-anaknya tuh keluar. Jadi tetangga-tetangga tuh bisa ngenalin anak siapa. Selama ini kita enggak bisa ngenalin, kita enggak bisa tahu anak siapa," ucap Ahok.
Mantan Bupati Belitung Timur itu mengatakan, apabila tidak ada tempat berkumpul, maka seseorang tidak bisa mengetahui kondisi para tetangganya.
BACA JUGA: RPTRA Dianggap Tempat Predator Anak, Ahok Bilang Begini
"Justru kalau kamu enggak ada tempat berkumpul, kamu enggak tahu anak tetangganya siapa, digebukin pun enggak tahu," ungkap Ahok.(gil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Nah Lho.. Predator Anak Dianggap Bakal Leluasa di Jakarta
Redaktur : Tim Redaksi