Kekuatan Cipayung Kian Berkurang

Hadapi All England, Maria Kristin Diparkir

Kamis, 26 Februari 2009 – 10:28 WIB
JAKARTA - Kekuatan Indonesia di dua super series 2009, All England dan Swiss, semakin berkurang.  Maria Kristin Yulianti turut membatalkan keberangkatan menuju turnamen yang dimulai 3 Maret nanti. 

Itu seiring cedera lutut kanan yang membekap peraih medali perunggu Olimpiade 2008 Beijing tersebut kambuh kembaliKeluhan itu dirasakan Maria usai melakoni pertandingan latihan Kamis (26/2) lalu

BACA JUGA: Proses Tetap Akan Dihargai

Tak hanya merasakan nyeri pada lututnya, kulitnya juga iritasi.  Untuk mengetahui kondisi terakhir, kemarin dia harus menjalani pemeriksaan di RSPAD Gatot Subroto. 

"Akhirnya kami, pengurus dan pelatih, mengambil keputusan mengistirahatkan Maria dulu.  Kemungkinan dia juga tak bisa tampil di Swiss nanti," ucap Marlev Mainaky, pelatih tunggal wanita PB PBSI, di Jakarta kemarin. 

Tanpa Maria, tunggal wanita menyisakan Pia Zebadiah dan Adrianti Firdasari.  Dengan peringkat mereka saat ini, belum masuk jajaran 10 besar, Marlev tak berharap banyak kepada dua anak asuhnya itu
"Saya ingin Firda bisa ke delapan besar sedangkan Pia bagus jika bisa melewati 16 besar," beber Marlev. 

Absennya Maria itu menambah daftar pemain pelatnas Cipayung yang harus diparkir.  Sebelumnya ganda pria Markis Kido/Hendra Setiawan lebih dulu membatalkan keikutsertaan.  Penyebabnya, cedera lutut kiri Kido belum sembuh juga.  Selain itu, mundurnya Vita Marissa membuat ganda campuran batal memberangkatkan Vita/Muhammad Rijal

BACA JUGA: Chris John Boyongan ke Hotel Hilton

Tanpa pemain-pemain tersbeut PBSI hanya memberangkatkan 17 pemain Jumat (27/2), termasuk Tommy Sugiarto yang berangkat dengan biaya sendiri. 

Meski tak membawa kekuatan penuh, Ketua Umum PB PBSI Djoko Santoso tetap berharap wakil pelatnas itu minimal bisa membawa pulang satu gelar juara.  Maklum, bagi kepengurusan dia, hasil di All England akan menjadi pertaruhan pertama kinerjanya
Peluang memang terbuka di sektor ganda campuran melalui pasangan Nova Widianto/Liliyana Natsir yang nangkring pada peringkat pertama dunia. 

Selain itu, PB PBSI juga menjadikan turnamen berhadiah total USD 200 ribu itu sebagai ajang evaluasi pertama bagi penghuni pelatnas pada masa kepemimpinan Djoko Santoso

BACA JUGA: Bola Ajaib Harris Menangkan Nets

"Tapi saya berharap jangan sampai target itu dijadikan bebanMeski sebagai pembinaan profesional semua akan ada ukurannya.  Pemain akan mendapatkan reward dan punishment atas apa yang sudah didapatkannya," jelas pria asal Solo itu

Sementara itu, Liliyana yang diharapkan dapat menyumbangkan gelar di nomor ganda campuran tak keberatan dengan tugas yang diembannya.  Dia mengakui perjuangan kali ini akan lebih berat daripada turnamen sebelumnya.  Karena, bersama Nova Widianto, dia hanya tampil berdua dengan pasangan Devin Lahardi/Lita Nurlita yang belum masuk unggulan.  Imbasnya, kedua pasnagan itu berkumpul dalam grup yang sama.  Sebelumnya, Liliyana/Nova terbantu oleh pasangan Fandy Limpele/Vita Marissa atau Muhammad Rijal/Vita yang sudah menjadi unggulan. 

"Sekarang kondisinya berbeda, karena bisa-bisa kami dikeroyok wakil negara lainTerutama dari Tiongkok dan Korsel yang saat ini menurunkan beberapa pemain dan sangat berkualitas," ucap Liliyana. 

Apalagi, lanjut wanita asal Manado itu, hasil undian kurang mendukungnya.  Beban historis juga harus dipikul cewek yang akrab disapa Butet itu.  Maklum sudah 30 tahun ganda campruan Merah Putih paceklik gelar.  Terakhir, pasangan Christian Hadinata/Imelda Wiguna yang menyumbangkan gelar juara di nomor tersebut 1979 saat turnamen itu masih dihelat di Wembley Arena, LondonSejak 1994 lalu, All England pindah lokasi di National Indoor Arena, Birmingham. 

Kondisi Butet juga sedang kurang sehat.  Dia masih batukbatuk dan bicara dengan suara bindeng.  "Tahun lalu saya ke All England juga flu, tapi di sana baikan.  Mudah-mudahan kali ini dengan berangkat jauh sebelum dimulai turnamen, ada waktu lebih lama untuk adaptasi," tegas Butet(vem)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Maradona: Dataran Tinggi Bukan Masalah


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler