Kelaparan di Somalia Terburuk dalam 20 Tahun

Jumat, 22 Juli 2011 – 19:56 WIB
NAIROBI - Kelaparan di Somalia benar-benar makin mengkhawatirkanPBB menyatakan, tragedi kelaparan di negeri timur Afrika itu kali ini merupakan yang terburuk dalam 20 tahun terakhir

BACA JUGA: PM Mesir Lantik Kabinet Baru

Kemarin (21/7) sejumlah organisasi donor menyatakan akan minta bantuan kepada kelompok militan pemberontak Shebab untuk membuka jalur bantuan bagi warga yang sangat memerlukan.

Badan Pangan Dunia (FAO) memperkirakan puluhan ribu orang tewas dalam beberapa bulan terakhir di Somalia akibat kelaparan
Shehab, kelompok pemberontak yang terinspirasi Al Qaeda, telah memohon bantuan kepada dunia internasional awal bulan ini

BACA JUGA: Penjahat Perang Terakhir Serbia Tertangkap

Mereka menyatakan akan mencabut larangan bantuan asing untuk membantu rakyat Somalia yang sangat menderita akibat kekeringan
Larangan tersebut sudah berlaku selama dua tahun terakhir.

"Kami bermaksud menguji janji mereka (Shebab)," ujar Raj Shah, administrator USAID

BACA JUGA: Jaksa Tak Akan Batal Dakwa Strauss-Kahn

"Kami ingin melihat akses tersebut diperluas dengan cepat," tambahnya.

Namun, kata dia, negara-negara donor menginginkan agar bantuan tersebut diserahkan kepada masyarakat yang membutuhkan dan tidak jatuh ke tangan pemberontakWashington juga telah memasukkan Shebab dalam daftar organisasi teroris"Kami ingin meyakinkan bahwa bantuan kemanusiaan kami bisa diterima oleh mereka yang paling membutuhkan," terang Shah.

Pada Rabu lalu (20/7), PBB menyatakan bahwa dua wilayah di selatan Somalia telah dilanda kelaparanRatusan orang sekarat setiap hari di seantero Somalia.

Shebab pun menyambut baik deklarasi PBB yang memperhatikan wilayah selatan Bakool dan ShabelleKedua wilayah tersebut berada di bawah kontrol merekaKarena itu, Shebab menyatakan siap membuka akses masuk ke dua wilayah tersebut.

Pekan lalu, badan PBB urusan dana untuk anak-anak (UNICEF) telah mengirimkan bantuan pertamanya ke Kota Baidoa, yang dikuasai ShebabOperasi kemanusiaan itu dilaporkan berjalan lancar.

"Kami bernegosiasi dengan otoritas lokal untuk meyakinkan bahwa pendaratan aman dan ada jaminan keselamatan untuk staf kami," terang Juru Bicara UNICEF Shantha Bloemen"Kami sekaligus ingin menjangkau setidaknya 70 ribu anak-anak dalam waktu enam bulan ke depan," tambahnya(AFP/cak/dwi)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Suhu Panas Sengat Wilayah AS, 13 Tewas


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler