BACA JUGA: Siang Ini, Tim 8 Serahkan Laporan
Keempat distrik tersebut adalah Distrik Langda, Distrik Bomela, Distrik Suntamon, dan Distrik Serandala.Kepala Kampung Bomela, Distrik Bomela, Mathias Aruman serta Koordinator Yakpesmi Isak Kipka STh kepada JPNN mengatakan bahwa ada laporan warga yang tak tertolong dan akhirnya meninggal dunia lantaran tidak mendapat makanan yang layak, akibat gagal panen
Koordinator Yakpesmi Isak Kipka, menambahkan bahwa pihaknya sudah melakukan pemantauan dan menemukan langsung warga yang mengalami kelaparan
BACA JUGA: Krisis Listrik, Presiden Panggil Menteri
Hal itu disebabkan karena makanan khas yang selama ini dikomsumsi oleh warga setempat berupa tanaman ubi tidak bisa tumbuh dengan baikIronisnya, tambah dia, akibat dari mengkonsumsi tanaman-tanaman tersebut banyak warga yang terkena diare bahkan keracunan, sehingga banyak dari mereka yang meninggal dunia atau dengan istilah masyarakat setempat telah pergi.
"Tidak ada ubi jalar yang tumbuh dengan baik karena musim hujan da sebagian lagi diserang hama
BACA JUGA: DPR Pertanyakan Nasib UU Perdagangan
Sehingga masyarakat hanya mengkonsumsi kwaning kume (ubi jalar liar), yang sangat berisiko terhadap kesehatannya," kata Isak.Menurutnya, informasi yang mengatakan bahwa masyarakat di 4 distrik tersebut mengalami krisis pangan lantaran tidak bekerja dan malas adalah informasi yang keliru, sebab sejak dilanda kelaparan masyarakat di 4 distrik tersebut tetap bercocok tanam dengan kondisi yang serba kekurangan dan memprihatinkan
"Sayangnya, lokasi yang selama ini menjadi kebun tempat menanam sudah tidak bisa menghasilkan hasil yang baik lagi, sehingga warga harus pindah lagi ke lereng gunung yang memiliki tingkat kecuraman sangat tinggi hanya untuk bertanam," terangnya.
"Bahkan untuk turun dari lokasi kebun tersebut, mereka harus menggunakan pohon sambil diikat tali pada tubuhnya, sebab gunung sangat terjalJika tidak hati-hati bisa jatuhAkibatnya anak-anak hanya makan 1 kali setiap hari atau bahkan setiap 3 hari sekali," tambahnya.
Disinggungg soal bantuan makanan maupun obat-obatan yang didrop ke sana, Isak menjelaskan, sejauh ini pemerintah telah mendroping 2 ton berasHanya saja, beras-beras tersebut tidak sesuai dengan jumlah masyarakat di sana, sehingga ada masyarakat yang tidak memperoleh berasBegitu juga dengan tenaga medis, saat terjadi bencana baru ada dokter, setelah itu tidak ada lagi perhatian ke lokasi tersebut.
"Kami berharap pemerintah daerah harus membuka diri, untuk berkoordinasi dengan berbagai pihak di daerah tersebut, sebut saja LSM, maupun tokoh agama, serta masyarakat setempat sehingga program ke depan harus jelas, terutama mengenai langkah yang cocok untuk mengatasi krisis pangan di sana," tandasnya.
Sementara Kepala Kampung Mathias Aruman mengharapkan agar pemerintah segera mengambil langkah untuk menolong masyarakat, terutama bimbingan kepada masyarakat setempat soal cara bercocok tanam yang modernSelain itu harus ada budi daya tanaman yang sesuai dengan kondisi dan iklim di daerah tersebut, seperti buah merah dan ubi jalar yang selama ini dikonsumsi oleh masyarakat.
Sementara Sekretaris Eksekutif Foker LSM-Papua Septer Manufandu mengatakan, seharusnya bencana tersebut sudah diantisipasi oleh pemerintah dengan strategi-strategi khusus"Namun sejauh ini saya nilai pola penangananya belum benar-benar sesuai dengan kondisi daerah tersebut, ini yang harus dipahami," tuturnya.(cak/dni/fud/fuz/JPNN)
Data korban tewas akibat kelaparan sejak Januari-November 2009
Distrik Jumlah Korban
1.Langda 51 orang
2.Bomela 35 orang
3.Suntamon 12 orang
4.Serandala 17 orang
Sumber: Data Yakpesmi
BACA ARTIKEL LAINNYA... Beredar, Tiga Nama Calon Kapolri
Redaktur : Tim Redaksi