Setelah sempat mendapat perhatian publik dan kalangan akademisi di Australia, sekolah lanjutan atas di Austalia mengumumkan jika mereka telah mendapatkan guru Bahasa Indonesia untuk mengajar di sekolahnya tahun depan.

Sebelumnya, sebuah petisi online yang dibuat Aidan Brooke dan Joseph Armstrong dari sekolah Narrabundah College di ibukota Canberra viral di jejaring sosial.

BACA JUGA: Warga Australia Ditahan di UAE Minta Bantuan PM Morrison

Keduanya menyatakan kekhawatiran jika pihak sekolah akan menghilangkan kelas bahasa Indonesia di sekolahnya mulai tahun depan.

"Gagasan yang tidak dipikirkan matang-matang untuk menghilangkan kelas Indonesia di sekolah negeri yang top, sementara Perdana Menteri berbicara di Indonesia tentang pentingnya bahasa Indonesia," katanya kepada ABC.

BACA JUGA: Perlukah Pelajar Sekolah Terlibat Dalam Aksi Unjuk Rasa?

Aidan juga membantah jika dirinya membuat petisi untuk diributkan hingga ke Indonesia, setelah salah satu stasiun TV di Jakarta mewawancarainya.

"Saya hanya ingin belajar bahasa Indonesia," ujarnya.

BACA JUGA: Pencuri Dua Kali Gasak Toko Mainan Lego Di Adelaide

Photo: Suasana di salah satu kelas di Narrabundah College (Foto: Facebook)

Hari Selasa, petisi tersebut mengabarkan informasi terbaru yang menyatakan "Sukses!"

"Kepala sekolah Narrabundah College telah memberitahu kita: "Berita Baik! Ada guru untuk [kelas] Indonesia 2019," tulis Aidan dan Joe dalam petisi yang berakhir ditandatangani lebih dari 7.800 orang.

Keduanya menyampaikan terima kasih kepada yang telah mendukung mereka lewat mengisi petisi online, tak hanya dari Indonesia tapi juga Australia.

"Tanpa mereka, perubahan tidak akan terjadi."

"Dukungan sepenuh hati yang diterima petisi ini, menjadi inspirasi bagi para pelajar bahasa [Indonesia] masa depan di Australia."

Narrabundah College telah menggelar kelas Bahasa Indonesia lebih dari 40 tahun, namun perwakilan dari ACT Education Directorate mengatakan kepada ABC bahwa sekolah tersebut mempertimbangkan kelayakan untuk terus menawarkan kelas bahasa Indonesia.

"Karena jumlah minat siswa untuk [kelas] Indonesia di tahun 2019 di bawah jumlah minimum siswa."Sekolah lain hentikan kelas Indonesia Photo: Sejumlah pihak khawatirkan penghapusan kelas bahasa dan budaya Indonesia akan merusak hubungan Indonesia dan Australia. (ABC North Coast: Samantha Turnbull)

Masih banyak sekolah-sekolah lain di Australia yang juga mengalami penurunan minat belajar Bahasa Indonesia, hingga harus mempertimbangkan kembali apakah kelas Bahasa Indonesia perlu dilanjutkan atau tidak.

Seperti yang baru-baru ini dialami sebuah sekolah di negara bagian New South Wales.

Situs Sydney Morning Herald melaporkan Anglican School Googong untuk sementara menangguhkan kelas Bahasa Indonesia untuk tahun ajaran 2019, karena mereka masih meninjaunya.

Disebutkan dalam laporan tersebut salah satu anggota komunitas dari sekolah tersebut mengatakan langkah sekolah tidak dikonsultasikan terlebih dahulu dengan para orang tua sehingga "merusak kepercayaan mereka pada pimpinan sekolah".

Sejumlah pakar pendidikan dan kajian bahasa Indonesia di Australia mengatakan apapun langkah untuk menghentikan kelas Bahasa Indonesia akan bertentangan dengan komitmen Pemerintah Australia untuk memperkuat hubungan dengan salah satu negara tetangga terdekatnya.

"Dengan menghapus Bahasa Indonesia, mereka tidak hanya menentang rekomendasi Pemerintah, tetapi juga melawan kebijakan sekolahnya sendiri," ujar Dr George Quinn, profesor Indonesia di Universitas Nasional Australia, kepada Erwin Renaldi dari ABC News di Melbourne.

Menurutnya ada "gejala yang menggenaskan" melihat minat belajar bahasa Indonesia di sekolah lanjutan atas, dibandingkan di tingkat sekolah lainnya seperti di sekolah dasar.

Dr Quinn mengatakan ada sejumlah alasan mengapa minat belajar Bahasa Indonesia menurun, salah satunya adalah kurang mendapat perhatian serius dari pemerintah lokal dan sekolah.

Penyebab lainnya adalah bahasa Inggris yang semakin mendunia.

"Bahasa Inggris yang digunakan dimana-mana membuat anak didik kami menjadi semakin malas belajar bahasa asing, seperti Bahasa Indonesia."

Dan sebaliknya, warga di negara-negara Asia justru ingin belajar dan melatih kemampuannya berbahasa Inggris, tambahnya.

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kebakaran Semak di Queensland, Warga Melihat Api Setinggi 20 Meter

Berita Terkait