JPNN.com

Kelas Menengah Penentu Pasar Mobil ke Depan, Pengamat: Produsen Jangan Ambil Untung Banyak

Rabu, 15 Januari 2025 – 13:59 WIB
Kelas Menengah Penentu Pasar Mobil ke Depan, Pengamat: Produsen Jangan Ambil Untung Banyak - JPNN.com
Diskusi Forwin: Prospek Industri Otomotif 2025 dan Peluang insentif dari Pemerintah di Kantor Kemenperin, Jakarta, Selasa. Foto: ridho

jpnn.com, JAKARTA - Industri otomotif Indonesia menghadapi tantangan berat pada tahun ini. Pada 2024 saja, pasar kendaraan bermotor mengalami kontraksi sebesar 16,2%.

Menurut pengamat ekonomi Raden Pardede, bahkan untuk pasar mobil masih stagnan di kisaran 1 juta unit sejak 2014 hingga 2023.

BACA JUGA: Pakar Ekonomi Beber Hambatan Perkembangan Industri Otomotif

Buruknya lagi, pada tahun lalu hanya tembus di angka 865.723 unit di mana pasar turun 13,6 persen.

Penurunan itu, kata dia, disebabkan beberapa faktor mulai dari rendahnya daya beli akibat penurunan kelas menengah.

BACA JUGA: KPPU Diminta Memelototi Isu Persaingan Usaha Tak Sehat di Industri Otomotif

Kemudian, menurunnya produktivitas tenaga kerja, melambatnya pertumbuhan PDB per kapita, inflasi tinggi, nilai tukar mata uang asing, suku bunga, keterbatasan pembiayaan, dan regulasi pemerintah.

Menurut Raden, kelas menengah sangat menentukan arah pasar mobil ke depan.

BACA JUGA: Pasar Mobil Listrik Premium Diprediksi Akan Lesu Pada 2025

Satu dari beberapa solusi merangsang daya beli kelas menengah saat ini ialah penentuan harga yang sesuai.

Dia meminta produsen kendaraan tidak mengambil keuntungan atau margin yang terlalu tinggi.

"Saya juga pesan nih, (produsen) jangan mengambil margin terlalu banyak dalam situasi saat ini," kata Raden dalam diskusi Prospek Industri Otomotif 2025 dan Peluang Insentif dari Pemerintah" di Kantor Kemenperin, Jakarta, Selasa (14/1).

Dia menegaskan masa depan industri otomotif akan bergantung pada dua hal.

Pertama soal keterjangkauan harga (affordability), serta regulasi dan persyaratan (regulation and requirement).

Para pelaku industri otomotif harus bisa menerapkan kedua aspek tersebut secara seimbang.

Dengan begitu, Raden yakin stagnasi industri otomotif Indonesia bisa bergerak terutama pasar mobil.

"Keseimbangan itu menurut saya yang harus diperhatikan kalau memang ingin menumbuhkan industri mobil ke depan," lanjut dia.

"Jadi bagaimana supaya kelas menengah kita banyak, pekerjaannya makin bagus dengan gaji bagus. Itulah sebetulnya sebagai inti daripada kenapa terjadi stagnasi dari penjualan mobil."

Hal itu tegas Raden, sesuai visi Indonesia 2045 yakni pendapatan nasional bruto per kapita bisa USD 30.300, pertumbuhan ekonomi 7-8% per tahun, dan populasi berpenghasilan menengah sebesar 80%. (rdo/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Siap Gempur Pasar Mobil Listrik Tanah Air, Sokonindo Hadirkan SERES


Redaktur & Reporter : M. Rasyid Ridha

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler