Keliling Pretoria yang Tak Lagi Ramai

Selasa, 06 Juli 2010 – 10:51 WIB
DAMAI - Salah satu sudut Pretoria setelah tak lagi menjadi host pertandingan. Anak-anak tampak bermain bola dengan santai di Emerald Street Park. Foto: Yuyung Abdi/Jawa Pos.
SETELAH tak lagi menjadi host pertandingan piala dunia, Kota Pretoria terlihat lengangTak ada lagi tiupan vuvuzela di jalan-jalan, dan tak ada lagi gerombolan suporter yang berjalan sambil berteriak-teriak menuju ke Stadion Loftus Versfeld.

Itulah pemandangan yang saya saksikan Minggu (4/7) siang hingga sore lalu, ketika saya mengelilingi kota tersebut

BACA JUGA: Aldo, Sang Koki Tim Uruguay

Suasana jalanan di dalam kota yang macet, tak ada lagi, seperti yang pernah saya rasakan saat sedang ada pertandingan di kota itu
Jika di Stadion Loftus Versfeld ada pertandingan, maka jalan-jalan yang bersinggungan dengan arah ke stadion, ditutup total

BACA JUGA: Keduluan Pemain Jerman

Kendaraan  tak ada yang boleh melintas
Yang boleh melintas hanya bus-bus yang khusus mengangkut penonton dari tempat parkir mobil menuju ke stadion.

Siang itu sebenarnya saya ingin mampir ke Stadion Loftus Versfeld

BACA JUGA: Dilarang Memotret Batik Presiden

Saya ingin tahu, bagaimana suasana di sana, ketika sudah tak dipakai lagi untuk pertandinganTapi, keinginan saya itu tak bisa terwujudSebab, begitu mobil yang saya tumpangi akan masuk ke jalan menuju ke stadion (kira-kira 2 kilometer menuju stadion), ternyata aksesnya ditutupDi sana masih ada beberapa polisi yang berjaga-jaga.

Salah seorang dari polisi itu mengatakan, meski tak ada pertandingan, stadion yang bisa menampung 45 ribu penonton itu masih dinyatakan tertutup untuk umumHanya orang-orang dengan izin khusus yang boleh masukIni sama seperti kondisi di Stadion Mbombela, NelspruitSebelum ke Loftus, saya sempat ke MbombelaKedua stadion itu sama-sama tak lagi dipakai sebagai venue host pertandingan.

Karena tak boleh masuk ke Stadion Loftus, saya memutuskan untuk mengelilingi Kota PretoriaKota ini memang tak sesibuk JohannesburgPretoria hanya dihuni sekitar 1 juta pendudukJika Johannesburg dikhususkan sebagai kota bisnis, Pretoria dijadikan sebagai ibukota administratif, sekaligus sebagai kota pelajar.

Sejumlah bangunan bersejarah dengan cita rasa arsitektur klasik tingkat tinggi, berada di kota ituMisalnya yaitu monumen Voortrekker yang berlokasi di sebelah barat laut pinggir kotaMonumen ini dibangun untuk memperingati kisah para pejuang yang melarikan diri dari otoritas Inggris di Provinsi CapeSaat itu mereka berjalan sejauh 1.000 mil dengan kereta lembu.

Bangunan yang tak kalah megah dan besarnya adalah Union BuildingsLokasinya tak seberapa jauh dari Stadion Loftus, yakni di sebelah utaranyaGedung berarsitektur seperti bangunan megah di Eropa yang selesai dibangun sejak 1913 ini sampai sekarang dijadikan sebagai markas administratif Afrika SelatanDi sinilah tempat tinggal presiden dan kantor-kantor perwakilan negara asing.

Di sebut Union Buildings, karena gedung itu dibangun untuk memperingati penyatuan negaraKarena itu, gedung tersebut punya dua sayap: yang satu mewakili Afrikaaner, serta satunya lagi mewakili populasi InggrisSaya pernah ke RomaSekilas, bangunan di Union Buildings itu terlihat mirip dengan arsitektur bangunan-bangunan kuno di Kota Roma.

Semakin mengelilingi Kota Pretoria, semakin asyik sajaSelain kebetulan jalanan sedang tidak macet, situasi kota sore itu benar-benar asyik untuk dinikmatiSaya sempat diajak ke sebuah kawasan elit di Pretoria, yang letaknya berada di dataran tinggiDari kawasan itu, saya bisa menyaksikan kota Pretoria dari atasKarena saat itu suasananya sudah mendekati malam, maka kerlap-kerlip lampu menambah indahnya bangunan-bangunan itu jika disaksikan dari atas.

Teman saya Yuyung Abdi yang redaktur foto di Jawa Pos tak mau melewatkan kesempatan ituSaya dan dia lantas mencari lokasi di tanah kosong di antara bangunan-bangunan rumah elit ituSetelah berputar-putar, akhirnya dapatlah kami lokasi tanah kosong ituKetika sedang asyik membidik objek (Kota Pretoria dari atas), tiba-tiba kami dikejutkan oleh gonggongan anjing yang berada di dalam rumah, sebelah tanah kosong itu.

Suara gonggongan anjing itu sempat mengganggu konsentrasi teman saya dalam membidik objekTapi, setelah yakin bahwa anjing itu tak bakalan lepas, maka kembali teman saya itu bisa tenang dalam membidik objek yang diinginkannyaBeberapa kali ke Pretoria, baru saat itulah saya bisa menikmati kota tersebut(*)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Hadiah Naik Kelas ke Afsel


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler