BATIK bukan hanya milik IndonesiaAfrika Selatan (Afsel) memiliki batik kreasi sendiri yang dinamakan Madiba
BACA JUGA: Hadiah Naik Kelas ke Afsel
Entah karena menjiplak Indonesia atau bagaimana, yang pasti Madiba sudah menjadi hak paten di Afsel.Madiba merupakan nama panggilan mantan presiden Afsel sekaligus tokoh anti-apartheid Nelson Mandela
BACA JUGA: Cewek Pilih Villa Ketimbang Torres
Karena itu, ada yang menyebut Madiba sebagai batik presiden.Tapi, bukan karena batik presiden lantas semua orang Afsel ingin memakainya
BACA JUGA: Makan di Restoran Bismillah
Orang kulit putih sangat jarang yang memakainyaBukan karena tidak suka, melainkan karena Madiba sangat jarang terdapat di pasaran.Madiba yang saya maksud di sini tentu saja yang kualitas terbaik atau kesatuBukan Madiba yang banyak dijual di pinggir-pinggir jalan, khususnya di tempat-tempat wisata, sehingga memberi kesan murahan.
"Harga Madiba di pinggir jalan terkadang mahal, padahal kualitasnya sangat burukItu pun masih berupa kain dan belum jadi pakaian (kemeja)," kata Eduardo Mallenco, seorang warga Afsel berdarah Portugal, saat saya temui di depan Museum Apartheid Johannesburg.
Seperti di Museum ApartheidKain Madiba ukuran satu meter persegi dihargai 400 Rand atau sekitar Rp 480 ribuKalaupun ditawar, paling banter hanya 300 Rand (Rp 360 ribu)Itu pun dengan kain yang tidak tidak halus dan warnanya kusam seolah dibuat dengan cara cap atau sablon asal-asalan.
Untuk mendapatkan Madiba kualitas satu dan sudah jadi kemeja memang sulit, khususnya di JohannesburgSetelah berkeliling di mal-mal Johannesburg, saya baru menemukan Madiba di Greenstone, sebuah mal di timur JohannesburgItu pun saya sempat tidak menyadarinya karena tidak dijual di outlet khusus, melainkan bercampur dengan outlet pakaian kebanyakan.
Namanya barang di mal, Madiba satu ini sangat jauh kualitasnya dengan yang ada di pinggir jalanKainnya sangat halus dan warnanya cerahCorak batiknya pun terlihat eleganKalau sudah begitu, jangan tanya harganyaPaling murah sekitar Rp 2,5 juta-anTentu saja, saya harus berpikir dua kali untuk membeli.
"Anda mau beli atau tidak? Jika tidak, Anda tidak boleh memotret pakaian yang ada di sini," kata si pemilik outlet dengan muka bersungut-sungut ketika saya memotret beberapa kemeja Madiba di gantungan.
Untung, si pemilik outlet bukan petugas keamanan Piala Dunia yang tidak segan meminta hasil jepretan kamera dihapus untuk obyek yang memang tidak diperkenankan diambil maupun disebarluaskan kepada publikToh, alasan pemilik outlet melarang mengambil gambar lebih karena saya tidak membeli barangnya(*)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Marhaban World Cup di Pintu Masjid
Redaktur : Tim Redaksi