Keluarga 6 Laskar FPI Mengaku Seperti 'Dipukul' Berkali-kali Oleh Polisi

Senin, 21 Desember 2020 – 16:31 WIB
Sebuah adegan dalam rekonstruksi penembakan terhadap Laskar FPI, di titik lokasi rest area kilometer 50 Tol Jakarta-Cikampek. Foto: ANTARA/Ali Khumaini

jpnn.com, JAKARTA - Suhada, orang tua dari Faiz Ahmad Syukur, satu dari enam Laskar FPI yang tewas ditembak polisi di KM50 Tol Jakarta-Cikampek, Karawang, merasa dipukul berkali-kali oleh kepolisian.

Pasalnya, kata dia, polisi tidak memberikan informasi secara utuh atas insiden yang menewaskan enam laskar FPI itu.

BACA JUGA: Datangi Komnas HAM, Keluarga 6 Laskar FPI yang Tewas: Kami Tertekan dan Diteror

Polisi sekadar memberi tahu bahwa Faiz Ahmad ialah satu di antara laskar FPI yang menjadi korban meninggal dalam insiden tersebut.

"Terpukulnya karena kami tidak menerima informasi secara lengkap dari pihak kepolisian setelah anak kami tidak ada. Pihak kepolisian memberi tahu ke kami bahwa anak bapak kami bunuh, begitu saja," kata Suhada saat ditemui awak media di kantor Komnas HAM, Jakarta Pusat, Senin (21/12).

BACA JUGA: Polisi Gerebek Pasangan Nikah Siri di dalam Indekos, Ternyata, Hemm

Seakan belum cukup, Suhada melanjutkan, polisi kembali memukul pihak keluarga dengan narasi negatif kepada para Laskar FPI setelah tewas.

Dalam beberapa kesempatan, kata Suhada, polisi mengklaim Laskar FPI yang tewas di KM50 Tol Jakarta-Cikampek Karawang, membawa senjata api dan menyerang petugas. 

BACA JUGA: Dede dan Tina tak Berkutik Saat Kamarnya Didatangi Orang tak Dikenal

Suhada menegaskan, narasi dari polisi tersebut jelas tidak benar. Faiz Ahmad beserta laskar FPI tidak membawa dan memiliki senjata api.

"Kemudian juga membuat kami dari keluarga sangat terpukul adalah setelah dibunuh, kemudian mati, kemudian difitnah bahwa anak kami membawa senjata api, sajam dan lain sebagainya dan yang paling mengenaskan anak kami dianggap menyerang polisi," kata dia.

"Ini jelas tidak logis. Kenapa? Sebab, putra kami sedang mengawasi atau konvoi kendaraaan untuk menuju Karawang dan tiba-tiba disebut menyerang polisi."

Atas perlakuan kepolisian seperti itu, Suhada pun mengadu ke Komnas HAM.

Dia berharap, Komnas HAM bisa membuat terang perkara yang membuat anaknya meregang nyawa.

"Salah satu hal yang kami sampaikan kepada Komnas HAM, bahwa kami pihak keluarga sangat terpukul dengan kejadian pembunuhan putra-putra kami," ujar dia. (ast/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler