Keluarga Cemaskan Kondisi Atut di Tahanan

Minggu, 22 Desember 2013 – 07:31 WIB
Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah. Foto: dok.JPNN

jpnn.com - SERANG -- Putra sulung Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah,  Andika Hazrumy, mengkhawatirkan kondisi kesehatan ibunya yang saat ini berada dalam tahanan Rutan Pondok Bambu, Jakarta Timur.

Menurut Andika, sebetulnya ada sejumlah masukan ke Ibu agar Jumat itu menunda kedatangan ke KPK  karena kondisi psikologis dan fisik yang sedang lemah.

BACA JUGA: Kemenhub Dimintai Waspadai Cuaca

"Tetapi Ibu tetap memaksa untuk hadir karena berkomitmen terhadap proses penegakan hukum," kata Andika kepada  radarbanten.com (grup JPNN) melalui saluran telepon, tadi malam.

Andika mengungkapkan kekhawatirannya tentang kondisi kesehatan ibunya, terlebih karena ibunya, walau menjabat gubernur Banten, tetap seorang perempuan. "Kami sekeluarga merasa sedih melihat kondisi Ibu," ujar Andika lirih.

BACA JUGA: Perdagangan WNI di Malaysia Meningkat

Walaupun merasa kecewa atas penahanan yang dipandang keluarga sebagai sikap KPK yang kurang menghargai komitmen Atut dalam membantu proses penegakan hukum, namun Andika tetap memandangnya sebagai kewenangan KPK yang harus diterima dengan ikhlas.

"Kami pasrah dan akan terus berupaya memperjuangkan keadilan untuk Ibu dan untuk masyarakat Banten yang telah memilih Ibu menjadi pemimpin lewat prosedur yang sah dan demokratis," ujarnya.

BACA JUGA: Atut Melawan, Ajukan Penangguhan Penahanan

Ditanya apakah ada langkah-langkah Untuk sementara ini, kata Andika, keluarga akan fokus dulu memastikan kondisi Atut agar baik-baik saja. Andika berharap masyarakat Banten bisa mengedepankan asas praduga tak bersalah dalam melihat kondisi Banten saat ini.

"Saya juga berharap Ibu selalu berada dalam lindungan Allah SWT dan kuat menghadapi musibah ini," katanya.

Rumah Atut Sepi

Tadi malam, Radar Banten (Grup JPNN) mengunjungi rumah Wasiah, ibunda dari Ratu Atut Chosiyah di RT 02 RW 10, Kampung Gemurung, Desa Kadubeureum, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Serang. Rumah ibunda Atut itu tampak sepi. Pintu gerbang besi rumah tertutup rapat.

Di sekitar rumah hanya ada lima pria dewasa berpakaian muslim mengenakan peci duduk di pos kamling persis di depan rumah Wasiah yang terlihat megah dengan cat dinding berwarna krim dan dua lantai. Terdapat dua mobil Toyota Kijang lama dan dua Toyota Avanza berwana hitam dan silver.  

Kata seorang pemilik warung yang dekat dengan kediaman Wasiah, sejak kasus tertangkapnya Tb Chaeri Wardhana alias Wawan, Atut jarang muncul lagi di rumah ibunya.

“Kalau pendekar kemarin-kemarin iya ada, mungkin buat jagain ibunya, kalau Bu Atut sih tidak ada,” ujarnya seraya enggan namanya disebutkan. Atut diketahui warga kerap berziarah ke makam keluarganya di daerah Gemurung.

Ketika masih berbincang dengan warga, seorang pemuda yang sedang menongkrong, mengingatkan Radar Banten untuk tidak mendekati kediaman Wasiah.

Sementara kediaman Atut di Jalan Bhayangkara No 51, Cipocok Jaya, Kota Serang, dijaga ketat saat wartawan meliput suasana kediaman Atut. Pukul 17.20 WIB, Radar Banten yang baru tiba di depan gerbang kediaman Atut diusir oleh orang yang diduga pengawal Atut. Wartawan media elektronik yang berencana menyiarkan secara langsung kondisi rumah Atut pun diusir.

Saat stasiun televisi nasional sedang siaran langsung dengan  mewawancarai kerabat keluarga Atut di seberang jalan kediaman Atut, tiga pengawal memaksa menghentikan wawancara. "Sudah-sudah," ujar salah seorang pengawal. (widi-zai-nda/alt/ags)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dokter Belum Siap Sambut BPJS Kesehatan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler