Keluarga Harus Berpartisipasi Dalam Pemberian Vaksin kepada Lansia

Kamis, 01 April 2021 – 15:11 WIB
Dirjen Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Kemenkes, DR. Maxi Rein Rondonuwu dalam seminar daring yang diselenggarakan oleh KPCPEN pada Rabu (31/3). Foto: Tangkapan layar

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia melansir jumlah lansia Indonesia tahun 2020 yang berada pada kisaran angka 80 juta penduduk. Wilayah dengan jumlah lansia terbanyak adalah Yogyakarta yakni 14,5 juta jiwa.

Posisi kedua adalah Jawa Tengah (13,4 juta), Jawa Timur (13 juta), Bali (11,3 juta) dan kelima adalah Sulawesi Utara dengan jumlah mencapai 11,2 juta orang.

BACA JUGA: Bio Farma Menambah Fasilitas Produksi Vaksin Covid-19

"(Untuk menyukseskan vaksinasi) harus menumbuhkan kesadaran kepada masyarakat, terutama kepada anak-anak yang punya orang tua atau kakek/nenek untuk betul-betul memaknai pentingnya vaksinasi bagi lansia,” ujar Dirjen Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Kemenkes, DR. Maxi Rein Rondonuwu dalam seminar daring yang diselenggarakan oleh KPCPEN pada Rabu (31/3).

Maxi mengatakan Kemenkes sudah memulai berbagai terobosan agar jumlah vaksinasi untuk lansia dapat ditingkatkan sesuai target. Di antaranya dengan memberikan akses vaksinasi kepada para pihak yang bisa membawa 2 lansia untuk divaksinasi.

BACA JUGA: Waduh, Ukraina Mendapat 689 Laporan Tentang Efek Samping Vaksin AstraZeneca

Dia menyebut terobosan lainnya termasuk melakukan mobilisasi dengan menyiapkan alat transportasi agar lansia dapat mudah menjangkau titik-titik pelaksanaan vaksinasi yang sudah ditentukan.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Indonesian Technical Advisory Group on Immunization, Prof. Sri Rezeki menyebutkan perlu melakukan sosialisasi secara masif terkait manfaat vaksinasi bagi lansia agar membangkitkan kesadaran lansia maupun keluarganya.

BACA JUGA: Embargo Vaksin Jangan Dianggap Remeh, Azis Syamsuddin: Percepat Produksi Dalam Negeri

"Bagaimana kita mengelola (sosialisasi) ini agar menarik. Tetapi mungkin harus ada yang dipikirkan baik-baik. Kita tidak hanya memikirkan pendidikan untuk vaksin, tetapi the whole life. Itu mungkin yang harus diubah perilaku kita semua," kata Sri Rezeki.

Selain peran keluarga, Sri Rezeki juga menekankan peran media sebagai penyampai pesan. Di tengah digitalisasi, kata dia, para pihak terkait diharapkan dapat memanfaatkan jenis media dengan efektif.

Perlu diketahui, sepanjang masa pandemi Covid 19, lebih dari 50 persen masyarakat mengaku mendapat sumber informasi melalui saluran berita televisi.

Dalam diskusi KPCPEN sebelumnya juga dibahas mengenai hoaks terkait vaksin dan vaksinasi di media sosial berdampak negatif terhadap penyelenggaraan program vaksinasi di Indonesia.(fri/jpnn)


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler