Kelud Meletus, 66.139 Warga Diungsikan

Jumat, 14 Februari 2014 – 13:27 WIB

jpnn.com - JAKARTA -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kediri, Jawa Timur,  telah mengevakuasi sekitar 66.139 jiwa atau seluruh warganya yang tinggal dalam radius 10 kilometer (km) dari puncak kawah Gunung Kelud, Kediri, Jatim yang meletus pada pukul 22.50 WIB, Kamis (13/2).

Para pengungsi itu berasal dari 17 titik antara lain  dari Desa Ngancar sebanyak 28.693 jiwa dari 29 titik. Dari Desa Kepung sebanyak 18.836 jiwa (42 titik). Desa Puncu ada 11.895 jiwa yang (37 titik), Desa Plosokaten sebanyak 6.725 jiwa (9 titik).

BACA JUGA: Selain Jennifer Dunn, Catherine Wilson Juga Dipanggil KPK

Kepala Bagian Humas Pemerintah Kabupaten Kediri Edhi Purwanto mengatakan, pihaknya mengerahkan 351 armada, termasuk armada milik tentara nasional Indonesia (TNI) untuk mengevakuasi warga.

"Selain itu petugas satuan pelaksana (satlak) yang terdiri dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), kepolisian hingga TNI juga telah dikerahkan," ujar Edhi seperti yang dilansir dari situs resmi Sekretariat Kabinet RI.

BACA JUGA: Kelud Meletus, Info BMG Hoax Beredar via BBM

Sementara itu, PVMBG memprediksi material letusan Gunung Kelud, pada ketinggian 1.776 meter, akan lebih dari 100 juta meter kubik, meliputi abu, batu, lava pijar, serta awan panas guguran, dengan arah ke barat.

Warga di Yogyakarta dan Purworejo bahkan menyatakan mendengar "geluduk" pada saat Kelud meletus. Abu vulkanik juga sampai di kota-kota itu termasuk di Temanggung, Jawa Tengah.

BACA JUGA: Artis Panas Ini Ngaku Dapat Mobil Mewah dari Wawan

Sebelumnya, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mulai Senin 10 Februari 2014, mengeluarkan sejumlah rekomendasi.

Pertama, masyarakat di sekitar Gunung Kelud dan pengunjung/wisatawan tidak diperbolehkan mendekati kawah yang ada di puncak Kelud dalam radius 5 km dari kawah aktif.

Kedua, masyarakat di sekitar Kelud diharap tenang, tidak terpancing isu-isu tentang letusan Kelud dan harap selalu mengikuti arahan dari BPBD setempat.

Ketiga, masyarakat yang berada dalam Kawasan Rawan Bencana II (KRB II) untuk selalu waspada dan memperhatikan perkembangan Kelud yang dikeluarkan oleh BPBD setempat.

Keempat, PVMBG selalu berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur (BPBD Provinsi) dan SATLAK Kabupaten Kediri, BPBD Kabupaten Blitar dan BPBD Kabupaten Malang tentang aktivitas G. Kelud. Masyarakat harap selalu mengikuti arahan dari BPBD Provinsi dan BPBD Kabupaten.

Kelima, agar SATLAK Kabupaten Kediri, BPBD Kabupaten Blitar dan BPBD Kabupaten Malang senantiasa berkoordinasi dengan Pos Pengamatan  Kelud di Kampung Margomulyo, Desa Sugihwaras, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri atau dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi di Bandung.

PVMBG juga mencatat sejarah letusan Gunung Kelud hingga saat ini. Pada tahun 1901, material yang dikeluarkan gunung itu sekitar 200 juta meter kubik. Tahun 1919 adalah letusan terparah dari Gunung Kelud. Material letusan yang dilemparkan sekitar 284 juta meter kubik. Korban meninggal saat itu ada mencapai 5.160 orang.

Pada tahun 1951, material letusan Gunung Kelud  sekitar 200 juta meter kubik. Selanjutnya, pada tahun 1966, material yang dikeluarkan capai 90 juta meter kubik. Sedangkan, tahun 1990 material letusannya capai sekitar 130 juta meter kubik.

Gunung ini kembali meletus pada tahun 2007. Material yang dikeluarkan adalah tercatat paling sedikit dalam sejarah letusan Kelud. (flo/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Presiden Perintahkan TNI-Polri Kerahkan Personil


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler