KALANGAN Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta, mempertanyakan keefektifan program penanganan kemacetan oleh Dinas Perhubungan DKI JakartaHal tersebut, setelah dirilisnya 747 titik kemacetan di ibu kota oleh Polda Metro Jaya akhir pekan lalu
BACA JUGA: Warga Ramai-ramai Gadaikan Emas
Jumlah titik kemacetan tersebut cukup mengkhawatirkan, karena meningkat dibanding tahun sebelumnya
Menurut Lulung, program penanganan kemacetan oleh dinas terkait patut dipertanyakan
BACA JUGA: E-KTP Ditarget Selesai 120 Hari
Karena, terbukti tak mampu mengurangi titik kemacetanBACA JUGA: Pasar Ayam Jatinegara Kebakaran, Jadwal 14 KRL Dibatalkan
“Apa saja yang sudah dilakukan oleh dinas terkait, dan mengapa titik kemacetan tak kunjung berkurang,” ujarnya.Lulung menerangkan, masih banyaknya titik kemacetan di ibu kota tersebut dikarenakan sejumlah halPertama, program penanganan kemacetan yang diterapkan selama ini tidak efektifKemudian, ketidaktegasan dari petugas dalam menegakkan aturan yang adaMisalnya, membiarkan parkir liar pinggir jalan seperti yang terdapat di depan Pasar Jatinegara Jakarta Timur dan juga Jalan Sabang Jakarta Pusat
Kemudian, pembiaran terhadap terminal bayangan seperti yang terdapat di Jalan Daan Mogot, Jakarta BaratLalu angkot ngetem di Pasar Tanah Abang, perempatan Slipi, serta lokasi lainnya“Ketidaktegasan tersebut membuat jumlah titik kemacetan semakin bertambah dari hari ke hari,” ujarnya
Politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini berharap, dinas terkait memperbaiki kinerjanyaMereka harus bertindak tegas dalam menangani kemacetanKemudian, program-program yang tidak efektif diperbaharui agar menjadi efektif dan bisa mengurai simpul-simpul kemacetan yang ada“Andai saja dinas terkait mau bekerja lebih keras lagi, saya yakin titik kemacetan di ibu kota bisa berkurang,” tuturnya.
Direktur Lalulintas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Royke Lumowa mengungkapkan, titik kemacetan di ibu kota saat ini mencapai 747 titikHal tersebut berdasarkan pendataan yang dilakukan petugasnya di lapanganPenyebab munculnya titik-titik kemacetan tersebut, antara lain parkir liar yang tak kunjung ditertibkan dan pintu masuk dan keluar pusat perbelanjaan yang memang sangat banyak jumlahnya. “Selain itu, juga dikarenakan lemahnya disiplin para pengguna jalan dalam berlalu lintas,” terangnya.
Polda Metro Jaya sendiri mencatat jumlah kendaraan yang beredar di Jakarta saat ini ada 11.362.396 unit yang terdiri dari roda dua sebanyak 8.244.346 unit dan roda empat sebanyak 3.118.050 unitDari jumlah ini, 98 persen adalah kendaraan pribadi sisanya sebanyak 859.692 unit atau 2 persennya angkutan umum yang mengangkut 66 persen total penduduk Jakarta.
Kondisi ini diperparah dengan tidak sinkronnya pertumbuhan jalan dan kendaraanPanjang jalan di Jakarta hanya 7.650 km dan luas jalan 40,1 km atau 0,26 persen dari luas wilayah DKISedangkan pertumbuhan panjang jalan hanya 0,01 persen per tahunBelum lagi tingginya angka perjalanan di Jakarta yang mencapai 21 juta perharinya(wok)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Balapan Liar Disisir Tiap Malam
Redaktur : Tim Redaksi