Kemajuan Teknologi Tuntut Pelaku Usaha Modifikasi Strategi Bisnis

Rabu, 06 Maret 2019 – 19:50 WIB
Ilustrasi pelaku UMKM di bidang batik. Foto: Kaltim Post/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Yayasan Research Synergy dan Fakultas Administrasi Bisnis FIA UNIKA Atmajaya telah menyusun 2nd International Conference on Inclusive Business in the Changing World (2nd ICIB).

Konferensi itu berfungsi sebagai platform untuk membantu kalangan peneliti di seluruh negara guna mengeksplorasi peran penting bisnis inklusif di dunia saat ini demi keberlanjutan dan pertumbuhan masyarakat manusia.

BACA JUGA: Cara Mudah UMKM Dapatkan Sertifikat Halal

Ketua Yayasan Research Synergy Hendrati Dwi Mulyaningsih mengatakan, 2nd ICIB juga bertujuan memberikan kesempatan kepada akademisi, praktisi, ilmuwan, dan sarjana dari berbagai disiplin ilmu.

Yakni, untuk membahas sebuah jalan bagi peran pemerintah, bisnis dan masyarakat dalam mencapai tujuan berkelanjutan dan mengidentifikasi cara yang efektif untuk menghadapi tantangan regional dan global.

BACA JUGA: Industri Kecil dan Menengah Mulai Menggeliat

"Ide-ide penelitian dan studi yang kami terima untuk konferensi ini sangat menjanjikan, unik, dan berdampak. Saya percaya, studi ini memiliki potensi untuk menghadapi tantangan utama dalam berbagai sub-domain dari ilmu sosial," kata Hendrati, Rabu (6/3).

Sementara itu, Rektor Atmajaya Agustinus Prasetyantoko mengatakan, perkembangan teknologi memang menjadi sesuatu yang bagi untuk semua kemajuan manusia.

BACA JUGA: Tokoin Ambil Langkah Revolusioner Kembangkan UMKM Lokal

Dunia pendidikan seperti di universitas pun membutuhkan hal baru dan ide-ide cemerlang untuk perbaikan di masa depan.

"Kami harap konferensi ini menjadikan masa depan yang lebih baik kaitannya dengan perkembangan Revolusi Industri 4.0," ujar Agustinus.

Profesor dari Universitas Soka, Jepang, Hiroo Takahashi menuturkan, perluasan ekonomi pasar dalam skala global membaca sejumlah persoalan sosial seperti lingkungan global, iklim, polusi, kemiskinan, dan etika bisnis dalam hidup.

Pendiri Masyarakat Jepang untuk Etika Bisnis (JABES) itu mengatakan, banyak konsep yang telah dimunculkan untuk menjaga agar perkembangan usaha tidak mencederai kehidupan manusia.

"Konsep ini dinyatakan dalam bentuk pernyataan bersama seperti UN Global compact, pedoman OECD maupun GRI (global reporting initiative)," kata Hiroo.

Sementara itu, Joshua Park menjelaskan, kemajuan teknologi yang  pesat sebenarnya telah memanggil masyarakat untuk menata kembali atau memodifikasi model strategi bisnis yang dijalankan.

Kemudahan akses teknolgi pun memunculkan sejumlah perusahaan-perusahaan dalam bentuk baru.

Yakni born global atau international new ventures (INVS) sebagai jenis penting dari usaha startup.

"Ini membawa kita untuk melihat pentingnya UKM dalam ekonomi global serta strategi bisnis untuk UKM dalam pandangan yang berbeda," ujar Joshua. (jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bertrand Antolin Rela Jadi Model Gratisan Demi Majukan UMKM


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler