Kemarahan SBY Sudah Diwakilkan Menlu

Sabtu, 09 November 2013 – 14:15 WIB
Wakil Ketua Komisi I DPR dari Fraksi Demokrat, Ramadhan Pohan. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA - Terungkapnya informasi penyadapan yang diduga dilakukan Amerika Serikat (AS) dan Australia terhadap sejumlah negara termasuk Indonesia, atas pengakuan mantan intelijen Australia, Edward Snowden menyentakkan dunia internasional.

Bahkan, Pemerintah Jerman bereaksi keras atas tindakan AS dan Australia itu dengan menyatakan akan membawa kasus ini ke Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB). Lalu muncul pertanyaan dimana Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)? Karena SBY belum pernah terlihat berang menyikapi isu ini.

BACA JUGA: Ini Alasan SBY Diam Soal Penyadapan Amerika

Menanggapi pertanyaan ini, Wakil Ketua Komisi I DPR dari Fraksi Demokrat, Ramadhan Pohan, mengklaim bahwa Presiden SBY juga tidak pernah kompromi tentang persoalan yang menyangkut kedaulatan bangsa. Hanya saja dalam menyikapi penyadapan itu SBY sudah diwakili Menteri Luar Negeri, Marty Natalegawa dengan mengklarifikasi kepada Dubes kedua negara.

"Sikapnya (SBY) sama, tidak ada tawar menawar terhadap kedaulatan bangsa," klaim Ramadhan Pohan saat diskusi soal penyadapan oleh Amerika dan Australia di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (9/11).

BACA JUGA: Pangkas Ekonomi Biaya Tinggi dengan Perbaikan Birokrasi

Lagipula, tegasnya, sikap protes Menlu Marty Natalegawa untuk mengevaluasi kerja sama dengan Amerika dan Australia sudah cukup keras. Dan sikap itu juga dilakukan atas instruksi Presiden SBY. Bahkan, saat melakukan kunjungan kerja ke Australia dua hari lalu, Ramadhan melihat bahwa sikap Menlu di sana dipandang tak biasa dalam menyikapi penyadapan itu.

"Pemberitaan di Australia cukup kencang, mereka lihat Marty tidak seperti biasa, yang biasanya lembut kali ini keras. Itu bukan sekedar pandangan pribadi tapi sikap resmi pemerintah Indonesia," imbuh Wasekjen Partai pimpinan SBY itu.

BACA JUGA: Ingatkan Politisi Tentang Politik Suci

Sementara itu, Staf Khusus Presiden Bidang Luar Negeri, Teuku Faizasyah yang juga jadi pembicara dalam diskusi itu menganggap wajar bila Jerman melalui Kanselirnya, Angela Merkel protes keras. Sebab, Angela salah satu pejabat yang kena sadap AS dan Australia.

Selain itu, protes Presiden SBY juga sudah diwakilkan Menlu Marty Natalegawa. "Apa yang sudah dilakukan Pak Menlu mendapatkan arahan beliau (SBY), berangkat dari petimbangan Presiden. Dalam merespon malah ini respon kita terukur," pungkasnya.(Fat/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... SBY-Ahok Saling Sindir, Indikasi Pendidikan Parpol Tidak Jalan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler