jpnn.com - SEKADAU- Hujan yang tak kunjung mengguyur selama beberapa bulan terakhir menyebabkan sumber-sumber air menjadi kering. Kondisi ini juga berakibat pada lahan pertanian menjadi kurang produktif. Seperti yang dialami petani padi di desa Semabi, Sekadau Hilir.
Di sana terdapat lahan persawahan dengan luas mencapai ratusan hektare yang dikenal dengan kawasan Semabi kompleks. Di musim kemarau saat ini, lahan-lahan milik petani berubah tandus. Tidak ada air yang mengalir di jalur irigasi maupun di sawah warga. Akibatnya, lahan tanah sawah merekah. Tanaman padi milik petani pun tumbuh tak sesubur di saat pengairan sawah normal.
BACA JUGA: Pastikan Pelabuhan Merak tak Ditutup Saat Gelaran HUT TNI
Sukardi, salah seorang petani padi di Semabi mengaku hasil produksi padi miliknya saat panen terakhir mengalami penurunan cukup signifikan. Jika biasanya satu hamparan seluas setengah hektare mampu menghasilkan 60 karung (50 kilogram) padi atau lebih kurang 3 ton dalam satu kali panen, di musim kemarau ini hasil panen Sukardi menurun hingga 50 persen.
“Panen terakhir hanya dapat 50 karung (2,5 ton), itu di semua lahan punya saya lebih kurang 1 hektare. Biasanya setengah hektar dapat 60 karung. Musim kemarau ini padi kurang subur, juga banyak hama ulat dan walang sangit,” keluh Sukardi. (rk)
BACA JUGA: Kisah Donjuan yang Sukses Berpoligami dengan Dua Wanita Cantik Ibu dan Anak
BACA JUGA: Tukang Parkir Tolak Sistem Gajian
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ada 31 Mayat Bayi Tak Beridentitas Dikubur di Sini
Redaktur : Tim Redaksi