Kematian Brigadir J Penuh Kejanggalan, Didik: Tantangan Polri untuk Sampaikan Informasi Jujur

Jumat, 15 Juli 2022 – 20:35 WIB
Didik Mukrianto berkomentar soal kasus baku tembak di rumah Irjen Ferdy Sambo yang menewaskan Brigadir J. Ilustrasi Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Kasus Brigadir J yang tewas seusai baku tembak dengan Bharada E di Kompleks Polri, Duren Tiga, Jakarta Selatan, Jumat (8/7) jadi sorotan publik.

Brigadir J merupakan ajudan Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo. Dia juga sopir pribadi Putri Ferdy Sambo, istri Irjen Ferdy Sambo.

BACA JUGA: Kematian Brigadir J Penuh Kejanggalan, Manuver Komnas HAM Tepat

Adapun Bharada E sendiri merupakan anggota Brimob yang diperbantukan untuk menjadi ajudan Kadiv Propam Polri.

Insiden penembakan itu terjadi di kediaman Irjen Ferdy Sambo.

BACA JUGA: Irjen Ferdy Sambo Berpotensi Diperiksa Soal Tewasnya Brigadir J di Rumahnya, DPR Singgung Penonaktifan

Namun, banyak kejanggalan dalam kasus tersebut mulai dari CCTV yang rusak hingga Bharada E yang menembak Brigadir J menggunakan senjata api Glock 17.

Atas dasar itu, Anggota Komisi III DPR RI Didik Mukrianto mengatakan informasi yang tidak cukup dari pihak kepolisian membuat masyarakat berspekulasi terhadap kasus tersebut.

BACA JUGA: Trimedya: Informasi Publik Soal Kasus Baku Tembak di Rumah Irjen Ferdy Sambo Buruk, Bikin Bingung

"Makanya kalau publik kemudian punya persepsi, pendapat, dan analisa macam-macam bahkan spekulasi yang tidak terkontrol pasti ini asupan informasinya tidak cukup, pesannya tidak diterima publik tidak jujur," kata Didik Mukrianto kepada wartawan, Jumat (15/7)

Dia juga menyebutkan hal itu menjadi tantangan pihak kepolisian untuk menyampaikan perkembangan kasus tersebut secara berkala.

"Di situ tantangan kepolisian untuk bisa memberikan informasi yang clear, jujur, dan benar karena memang publik mengesankan bahwa ini ada drama di dalam pengentasannya," lanjutnya.

Sebelumnya, Karopenmas Divhumas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan mengungkap detik-detik penembakan yang dilakukan Bharada E terhadap Brigadir J atau Nopryansah Yosua Hutabarat di kediaman Irjen Ferdy Sambo pada Jumat (8/7).

Dia menyebut penembakan berawal dari tindakan tercela Brigadir J yang memasuki kamar pribadi Irjen Ferdy Sambo selaku Kadiv Propam Polri.

"Ketika itu, istri Irjen Ferdy Sambo sedang istirahat (di kamar)," kata Ramadhan kepada wartawan, Senin (11/7).

Brigadir J kemudian melakukan pelecehan terhadap istri seorang jenderal polisi bintang dua tersebut. 

"Lalu, Brigadir J menodongkan pistol ke kepala istri kadiv propam," kata Ramadhan.

Atas insiden itu, istri Irjen Ferdy Sambo langsung berteriak untuk minta tolong.

"Sontak ketika itu istri kadiv propam berteriak dan meminta tolong. Akibat teriakan tersebut, Brigadir J panik dan keluar dari kamar," kata Ramadhan.

Kemudian, Bharada E yang ada di rumah tersebut langsung mendatangi ke kamar dan bertemu dengan Brigadir J.

Saat itu, Bharada E menanyakan ke Brigadir J terkait apa yang sebenarnya terjadi. Bukannya menjawab, Brigadir J malah menembak Bharada E.

BACA JUGA: Buntut Kasus Mas Bechi, Ponpes Shiddiqiyah Jombang Langsung Ditinggal Para Santri

"Akibat tembakan itu, terjadilah saling tembak dan menyebabkan Brigadir J meninggal dunia," kata mantan Kapolres Palu tersebut.(mcr8/jpnn)


Redaktur : Budianto Hutahaean
Reporter : Kenny Kurnia Putra

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler