Kematian Sertu Marctyan Jadi Perhatian Utama Jenderal Andika, Siap-Siap

Minggu, 24 Juli 2022 – 22:04 WIB
Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa soroti kasus kematian Sertu Marctyan. Foto: Mercurius Thomos Mone/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa membuka kembali penyelidikan kasus kematian Sertu Marctyan Bayu Pratama.

"Sudah saya telusuri dan sudah saya mulai," ungkap Andika di Mabes TNI, Jakarta, Minggu.

BACA JUGA: Di Hadapan Jenderal Bintang Dua, Andika Perkasa Bilang Jangan Main-Main

Dia mengatakan dibukanya kembali kasus itu untuk memastikan semua pelaku tindak pidana atau yang membantu itu mendapatkan hukuman.

"Waktu itu yang masuk dalam berkas hanya dua perwira atasan yang melakukan penganiayaan," kata dia menambahkan.

BACA JUGA: Lagi, Kamaruddin Kuak 2 Fakta Besar di Kasus Dugaan Pembunuhan Berencana Brigadir J

Andika menjelaskan kasus itu akan dilimpahkan ke Pengadilan Militer di Jakarta dari Pengadilan Militer Jayapura.

Alasan Andika karena personel satgas sudah kembali ke Jakarta.

BACA JUGA: Jawaban Jenderal Andika Ditanya Soal Kasus Brigadir J: Saya, TNI, Siap Membantu!

"Yang jelas semua yang bertanggung jawab tidak hanya berdasarkan berkas yang dilimpahkan penyidik kepada oditur pada bulan Desember lalu," ungkap dia.

Jenderal Andika mengakui jika proses penegakan hukum terkesan lama.

Selain itu, Andika juga baru mengetahui informasi dari pemberitaan media oleh ibu korban.

Sebelumnya, seorang ibu dari anggota TNI asal Solo, Jawa Tengah, bernama Sri Rejeki mencari keadilan atas kematian anaknya, Sertu Marctyan Bayu Pratama, akibat dugaan penganiayaan yang dilakukan oleh seniornya di Timika, Papua, beberapa waktu lalu.

Sri Rejeki meminta keadilan kepada Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa, agar kasus anaknya tersebut dapat segera disidangkan dan diputuskan seadil-adilnya.

"Para pelaku mendapatkan hukuman yang setimpal sesuai dengan perbuatannya. Kalau bisa, ya, dipecat karena sudah bisa merusak tatanan TNI dan juga membahayakan masyarakat sipil karena orang seperti ini kejam, ya," kata wanita berusia 50 tahun tersebut.

Informasi mengenai meninggalnya sang anak diterima pada 8 November 2021.

Dia menerima informasi tersebut dari salah satu komandan anaknya yang ada di Solo.

"Hari Senin dikabari anak saya meninggal. Kabar dari komandan di Solo, katanya sakit, tetapi saya enggak percaya. Wong Sabtu masih baik-baik saja, tiba-tiba Senin dikabari kalau anak saya meninggal," kata Sri menjelaskan. (antara/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dicecar Polisi 32 Pertanyaan, Vera Ungkap Brigadir J Pernah Cerita Begini, Hmmm


Redaktur & Reporter : M. Rasyid Ridha

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler