Kembali Menulis soal Pembunuhan, Dahlan Iskan: Bukan Akibat Tembak-menembak

Jumat, 05 Agustus 2022 – 11:06 WIB
Dahlan Iskan. Foto/dok: Disway

jpnn.com, JAKARTA - Kolumnis kondang Dahlan Iskan kembali menulis tentang kasus pembunuhan pada kolom Disway edisi Jumat (5/8).

Kali ini, dia menyoroti kasus pembunuhan pemimpin tertinggi Al Qaeda, Ayman Al Zawahiri ini.

BACA JUGA: Pria Ini Bilang Kapolri Tidak Main-Main, Fakta Kematian Brigadir J Akan Terungkap

"Sebenarnya saya sudah berjanji tidak akan menulis peristiwa pembunuhan di luar negeri. Saya merasa seperti dicekal oleh pembaca Disway," begitu dikutip dari Disway.

"Tetapi kali ini saya bisa berdalih: toh kejadian tewasnya Al Zawahiri bukan akibat tembak-menembak. Tidak bisa disamakan dengan tembak-menembak di Tiga Durian Jakarta," lanjut Dahlan dalam tulisan berjudul Ninja Ginsu.

BACA JUGA: Siapa yang Mengambil CCTV di Rumah Dinas Ferdy Sambo? Kapolri Buka Suara, Ternyata

Melalui tulisan itu, menggambarkan suasana ketika Al Zawahiri dihabisi menggunakan senjata hebat di Kabul, Afghanistan.

Konon senjata pembunuh pemimpin Al Qaeda itu datangnya tidak terlihat. Suaranya tidak terdengar.

BACA JUGA: Bharada E Tersangka, Reza Beber Analisis Matematika Kejahatan Terencana

"Tanpa kilau pantulan cahaya pagi. Langsung saja: jleb! Senjata tajam itu masuk ke tubuh Al Zawahiri. Merobek-robeknya. Menewaskannya seketika," dikutip dari Disway.

Dahlan menulis senjata pembunuh pemimpin Al Qaeda itu berupa rudal yang diluncurkan oleh pesawat tanpa awak jenis R9X yang disebut juga Drone Ninja.

Saat terbunuh pada Minggu pagi, tokoh asli Mesir tersebut sedang berada di balkon lantai dua, di teras sebuah rumah yang mewah.

Dijelaskan bahwa rumah persembunyian pria 71 tahun itu berada di pusat keramaian ibu kota, Kabul.

"Saat terbunuh Minggu pagi lalu dia genap sepuluh tahun menjadi panglima tertinggi Al Qaeda. Yakni setelah Osama bin Laden terbunuh di tahun 2011," lanjut Dahlan dalam tulisannya.

Dia lantas membandingkan pembunuhan Al Zawahiri dengan Osama yang disergap pasukan elite Amerika di tengah malam di sebuah rumah di Pakistan timur laut.

Waktu itu sudah ada pemikiran Osama juga akan diburu dengan drone, pesawat nirawak yang ada saat itu belum secanggih sekarang.

Sementara, drone R9X Hellfire yang mengejar Al Zawahiri itu baru diproduksi tahun 2017.

"Namun, dari segi dramatisasi memang lebih dramatis saat penggerebekan Osama. Dramanya lebih seru," dikutip dari tulisan itu.

Dahlan menggambarkan bahwa tewasnya Ayman Al Zawahiri terjadi dengan sangat sepi dan dingin, tidak ada ledakan apalagi kerusakan bangunan.

Anggota keluarga Al Zawahiri di rumah itu juga tidak ada yang terluka. "Benar-benar seperti korban sniper," begitu Dahlan menggambarkan.

Melalui tulisan Ninja Ginsu, eks menteri BUMN itu juga menjelaskan sosok Zawahiri yang seorang dokter ahli bedah. Lulusan Universitas Kairo.

Pemimpin Al qaeda itu berasal dari keluarga terpandang di Mesir. Kakeknya menjabat presiden Universitas Al Azhar, Kairo.

"Zawahiri radikal sejak muda. Dia dianggap terlibat gerakan yang membunuh Presiden Mesir Anwar Sadat," sambung tulisan Dahlan Iskan.

Lama tidak terdengar bersembunyi di mana, Zawahiri tiba-tiba diberitakan tewas di Kabul.

Konon, Amerika awalnya mengira Zawahiri bersembunyi di Pakistan, di perbatasan dengan Afghanistan. Atau di Afghanistan yang berbatasan dengan Pakistan.

Diduga Zawahiri belum lama di Kabul. Mungkin dia merasa aman bersembunyi di ibu kota Afghanistan. Terlebih Taliban sudah kembali berkuasa dan Amerika sudah hengkang dari sana sejak setahun lalu.

"Ternyata bocor. Fatal. Sebagian kelompok Al Zawahiri mencurigai justru Taliban yang membocorkannya. Taliban memang sudah bertekad kali ini Afghanistan tidak mau lagi jadi sarang teroris asing," dikutip dari Disway.

Tempat persembunyian Zawahiri kali ini juga dinilai aneh. Sembunyi tetapi di pusat kota dan rumahnya sangat mencolok.

Bangunan yang ditempati Zawahiri adalah rumah kosong yang diambil alih penguasa baru. Lalu seorang ajudan pejabat tinggi Taliban mengambil alihnya.

Oleh sang ajudan, Al Zawahiri disembunyikan di situ dan terjebak di keramaian seperti itu.

"Dia yang dahulu merawat Osama. Kini dia menyusul pendahulunya," dikutip dari tulisan Dahlan. (disway/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Tim Redaksi, M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler