jpnn.com - BANYUWANGI - Pemkab Banyuwangi telah menandatangani kesepakatan bersama pengembangan pariwisata alam dengan Kementerian Kehutanan dan Perum Perhutani. Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas telah menandatangani kesepakatan dengan Dirjen Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam (PHKA) Kementerian Kehutanan dan Dirut Perum Perhutani.
Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan mengatakan, pihaknya menyambut hangat kerja sama dengan Banyuwangi. Beberapa destinasi wisata Banyuwangi memang terletak di wilayah hutan yang merupakan otoritas Kemenhut dan Perum Perhutani.
BACA JUGA: Dipanggil Jaksa, 3 Legislator Mangkir
"Dengan kerja sama jadi semuanya lebih enak, sinergi untuk sama-sama kembangkan wisata. Ada pengaturan tata ruangnya. Jarang ada Pemkab yang sangat getol berubah drastis, mengubah potensi wisata terpendam menjadi bermanfaat buat ekonomi rakyat, tentu dengan tetap menjaga prinsip keberlanjutan lingkungan," ujar Zulkifli saat mengunjungi Pantai Pulau Merah Banyuwangi sesaat sebelum pembukaan International Surfing Competition, Jumat (23/5/2013).
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, selama ini banyak obyek wisata di Banyuwangi yang belum dioptimalkan karena masih terbentuk pengelolaan di mana banyak di antaranya masuk wilayah hutan. Dengan kerja sama ini, pengelolaan dan pengaturan ruang menjadi jelas.
BACA JUGA: Lalai Tangani Pelanggaran Pemilu Bupati Konut, Panwaslu Dipecat
"Konsep ecotourism atau ekowisata yang menyajikan alam apa adanya ternyata direspons positif. Ke depan pengelolaan Pulau Merah, wisata mangrove Bedul, dan masih banyak lagi yang potensial akan semakin tertata. Tujuannya bukan untuk pemerintah daerah atau Perhutani, tapi lebih ke bagaimana wisata bisa menggerakkan ekonomi rakyat," jelas Anas.
Dengan kesepakatan bersama ini, kawasan hutan akan tetap dilestarikan guna mendukung pembangunan pariwisata Banyuwangi, yang pada akhirnya berdampak pada peningkatan pertumbuhan ekonomi di Banyuwangi.
BACA JUGA: Syarief Hasan Sebut Wali Kota Kendari Lebih Hebat Ketimbang Jokowi
"Ruang lingkup kesepakatan bersama itu meliputi perlindungan dan konservasi sumber daya hutan, pembangunan sistem informasi, dan promosi pengembangan wisata. Tidak hanya itu, pembangunan sarana dan prasarana pendukung kepariwisataan serta pemberdayaan masyarakat juga menjadi cakupan kerja sama," beber Anas.
Dalam beberapa tahun terakhir, gerak ekonomi berbasis wisata di Banyuwangi memang terus bergeliat. Sektor kuliner yang terwakili dari sektor restoran mempunyai nilai tambah meningkat dari Rp560,5 miliar (2011) menjadi Rp654,4 miliar (2012). Sektor perhotelan tumbuh dari Rp286,6 miliar pada 2011 menjadi Rp341,8 miliar pada 2012.
Sektor jasa hiburan kebudayaan naik dari Rp 22,3 miliar (2011) menjadi Rp 26,2 miliar (2012). "Ini menunjukkan seniman Banyuwangi banyak diorder untuk tampil di pentas wisata," ujar Anas.
Adapun sektor kerajinan rakyat dari tekstil, barang kulit dan alas kaki menghasilkan kenaikan transaksi dari Rp 3,9 miliar (2011) menjadi Rp4.7 miliar (2012). Sedangkan sektor kertas dan barang cetakan juga naik dari Rp155,2 miliar menjadi Rp175,1 miliar. (eri/mas)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Honorer Non-Kategori Gelar Konsolidasi
Redaktur : Tim Redaksi