jpnn.com - PALU--Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) mendesak Kementerian Agama (Kemenag) untuk menyalurkan Kartu Indonesia Pintar (KIP) 500 ribu santri/santriwati Pesantren Salafiah.
Pasalnya, hingga pertengahan Oktober ini belum satupun KIP yang dibagikan kepada santri di 5.000 pesantren.
BACA JUGA: Penyerapan Buruk, Kemendikbud Tetap Tingkakan Anggaran PAUD
"Kami geregatan sekali, kok bisa KIP-nya belum diapa-apain. Padahal yang mau disalurkan Kemenag itu cuma sedikit dibanding Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang mencapai 17,9 juta siswa," kata Deputi Bidang Pendidikan dan Agama Kemenko PMK Agus Sartono di sela-sela pelaksanaan Hari Aksara Internasional (HAI) tingkat nasional di Palu, Kamis (20/10).
Dia menceritakan, bagaimana perjuangan pemerintah hingga pesantren Salafiyah bisa mendapatkan KIP.
BACA JUGA: Rencana Impor Guru Besar Direspon Beragam
Dari 27 ribu pesantren yang ada di Indonesia, 5.000 di antaranya adalah salafiyah. Ironisnya, dari jumlah santri salafiyah 500 ribu orang itu, 80 persennya siswa miskin.
"Kami sudah mendesak Kemenag karena begitu dicek di lapangan, santri salafiyah ini tidak tahu kalau menerima dana KIP. Masa sih sulit mencari data 500 ribu anak dan dimasukkan dalam Data Pokok Pendidikan (Dapodik)," terangnya. (esy/jpnn)
BACA JUGA: Siap Laksanakan Full Day School, Tunggu Juknis
BACA ARTIKEL LAINNYA... Penyerapan Anggaran KIP Masih Minim, Ini Penyebabnya
Redaktur : Tim Redaksi