Kemenag: Tokoh Pendidikan Perlu Diberi Vaksin Antiradikalisme

Kamis, 30 Juni 2022 – 22:56 WIB
Diskusi publik bertajuk "Moderasi Beragama Bagi Tokoh Pendidikan" di Rembang, Kamis (30/6). Foto: dok pribadi for JPNN

jpnn.com, REMBANG - Kepala Pusat Litbang Pendidikan Agama dan Keagamaan Balitbang Diklat Kemenag RI Mohsen mengatakan bahwa sektor pendidikan perlu mendapat perhatian khusus demi mewujudkan spirit moderasi beragama.

Dia menegaskan radikalisme dan ekstremisme harus dicegah dengan sekuat tenaga agar tidak masuk ke sektor pendidikan.

BACA JUGA: Berantas Radikalisme Lewat Medsos, Komisi I DPR Imbau Masyarakat Bijak Berinternet

Mohsen bahkan menyarankan agar dilakukan vaksinasi antiradikalisme terhadap para tokoh pendidikan. Dengan kata lain, wawasan toleransi dan moderasi beragama perlu digenjot di semua level pendidikan.

"Tokoh pendidikan perlu divaksin antiradikalisme dan antiekstremisme, sehingga tercipta imunitas yang kuat. Saya kira inilah upaya-upaya yang kita lakukan agar semua ini betul-betul bisa menjadi kekuatan kita," kata Mohsen dalam diskusi publik bertajuk "Moderasi Beragama Bagi Tokoh Pendidikan" di Rembang, Kamis (30/6).

BACA JUGA: Cegah Radikalisme dan Intoleransi di IPDN, Yenny Wahid hingga Densus Beri Kuliah Umum

Sementara itu pada kesempatan yang sama, Wakil Bupati Rembang Hanies Choliel Barro' mengaku sepakat bahwa sektor pendidikan merupakan wilayah strategis untuk melalukan pencegahan radikalisme dan ekstremisme.

Karenanya lanjut dia, sektor pendidikan perlu perlu mendapat perhatian serius dari pemerintah.

BACA JUGA: Wahid Foundation Gaet 10 Kreator Konten Bikin Film Pendek Bertema Toleransi dan Anti-Radikalisme

"Habib Mohsen tadi sudah ngendikan (berkata), justru di sektor pendidikan, wilayah atau sektor yang strategis untuk mengurangi upaya-upaya ekstremisme beragama," ungkap Gus Hanies sapaan akrab Hanies Choliel Barro'.

Gus Hanies menegaskan bahwa dalam praktik moderasi beragama, hal yang paling penting sejatinya adalah untuk mengurangi dan mengikis kekerasan beragama.

Sebab dengan kesadaran moderasi beragama diharapkan bisa mencegah terjadinya praktik radikalisme dan ekstremisme.

"Jadi yang musti kita tekankan dari pemerintah soal moderasi beragama ini sejatinya mengurangi atau mengikis kekerasan dan menghindari ekstremisme dalam praktek beragama. Intinya itu saja," tandasnya. (dil/jpnn)

Video Terpopuler Hari ini:


Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler